Andakah Orang "Beruntung" Itu ?
oleh Ghuroba' Fii Akhiriz Zamaan pada 01 Juli 2011 jam 10:03
LINK ASLI: www.ibnunirwana.co.cc
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahiim
Anda seorang muslim dan merasa terasing? Jika ya, selamat, Andalah orangnya. Tapi apakah benar anda?
Mari kita buktikan..
Sungguh! Umat islam telah terdampar di persimpangan jalan, mereka hidup dalam kesengsaraan yang tidak pernah disaksikan oleh sejarah islam, telah berlalu banyak krisis dan bencana yang silih berganti. Hal ini dikarenakan umat islam sekarang berada pada kondisi yang lemah dan jauh dari syariat Allah Ta’ala yang kokoh. Akibatnya kita dapatkan kaum muslimin sekarang kehilangan sebagian negeri atau harta mereka. Mereka hidup dalam keadaan bimbang, keguncangan, ketakutan dan rasa was-was.
Islam datang pada masa jahiliyah dalam keadaan asing, dan telah datang masanya di mana islam saat ini dirasakan asing oleh pemeluknya. Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,“Sesungguhnya Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka thuuba (beruntunglah) orang-orang yang asing” (HR Muslim).
Makna Asing
Definisi asing dalam hadits di atas bukanlah mutlak diberikan bagi seorang yang tampil beda di tengah masyarakatnya. Akan tetapi, asing di sini bermakna seorang muslim yang melaksanakan syariat Islam dengan benar ketika masyarakat melupakannya. Ketika ia melaksanakannya, masyarakat di sekitarnya mengingkarinya bahkan menentangnya. Makna asing di sini dijelaskan dalam hadits lain bahwasanya mereka adalah, “orang-orang yang berbuat kebajikan ketika manusia rusak”, dan dalam riwayat lain mereka adalah, “orang-orang shalih di antara banyaknya orang-orang yang buruk, orang yang menyelisihi mereka lebih banyak dari yang mentaati mereka”.
Terasing.. Terasa nyamankah di telinga kita ketika mendengar kata tersebut? Begitulah yang digambarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengenai keadaan ahlussunnah di akhir zaman. Sebagaimana sabda beliau:
“Sesungguhnya Islam berawal dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing” [Shahih, HR Abu Dawud, At Tirmidzi]
Asing, aneh, diluar kebiasaan, dan kata-kata lain yang sejenis melekat pada seorang ahlussunnah yang istiqomah di atas sunnah Nabinya dan menggigitnya dengan gigi geraham di akhir zaman ini. Akhir zaman, yang pada saat munculnya berbagai fitnah, ujian, cobaan, munculnya orang-orang yg menyemarakkan kesyirikan dan melestarikan kebid’ahan, bertebarnya kemaksiatan dan merajalelanya kezhaliman, makin banyaknya orang-orang yang menganggap remeh agama, mempermainkannya, bahkan mencampakkannya. Banyak cacian, hinaan, pemberian julukan-julukan dari orang-orang yang jahil terhadap agama kepada ahlussunnah, seperti: teroris, sok alim, jumud, kolot, aliran sesat, salah pemahaman, wahabi, mujassimah, maz’um, dan julukan konyol lainnya seperti: kambing (karena jenggotnya) & kebanjiran (karena tidak isbal pakaiannya). Julukan-julukan tersebut akan semakin menjauhkan seseorang dari sunnah, membuat tertekan dan membuat semakin terasing orang-orang yang berusaha mengamalkan sunnah Nabinya yang mulia‘alaihissholatu wassalam.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari Abdullah bin Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhu, dia mengatakan; Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara dan ketika itu kami berada di sisi beliau, “Beruntunglah orang-orang yang asing.” Kemudian ada yang menanyakan, “Siapakah yang dimaksud orang-orang yang asing itu wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Orang-orang salih yang hidup di tengah-tengah orang-orang yang jelek lagi banyak [jumlahnya]. Orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada orang yang menaati mereka.” (HR. Ahmad 6362 [13/400], dishahihkan al-Albani dalam Shahih w a Dha’if al-Jami’ 7368 [3/443] as-Syamilah)
Syaikh al-Albani rahimahullah menyebutkan di dalam Silsilah al-Hadits as-Shahihah penafsiran makna orang-orang yang asing tersebut dengan sanad yang shahih. Diriwayatkan oleh Abu Amr ad-Dani dalam as-Sunan al-Waridah fi al-Fitan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu secara marfu’ -sampai kepada Nabi-, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Islam itu datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing seperti ketika datangnya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” Ada yang bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang tetap baik (agamanya) tatkala orang-orang lain menjadi rusak.” (as-Shahihah no 1273 [3/267]. as-Syamilah, lihat juga Limadza ikhtartul manhaj salafi, hal. 54).
Makna Thuuba
Thuuba dalam hadits di atas ditafsirkan secara berbeda, sebagian ulama menafsirkannya dengan nama pohon di surga, sebagian mengatakan ia adalah kebaikan yang banyak, sebagian mengatakan ia adalah surga. Akan tetapi, semua makna tersebut adalah benar. Seorang muslim yang teguh di atas agamanya, berpegang pada tuntunan Nabinya yang suci di saat manusia sudah melupakan tuntunan tersebut, walaupun dia dicela, dihina, diasingkan karena melaksanakan agama Allah maka Dia akan menyiapkan baginya kebaikan yang sangat banyak.
Ahlussunnah adalah Kelompok Terasing
Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah dalam seluruh perkara, baik dalam ibadah, perilaku, dan dalam segala bidang kehidupannya. Oleh karena itu, biasanya mereka menjadi orang-orang yang dipandang asing di tengah masyarakatnya dikarenakan mereka menghidupkan sunnah yang sebelumnya belum dikenal atau mereka menyelisihi adat istiadat setempat yang berseberangan dengan syari’at. Maka Ahlus Sunnah adalah kelompok terasing.
Ahlussunnah, ia terasing dalam agama ditengah kerusakan agama manusia. Ia terasing dalam pergaulan di tengah pergaulan manusia yang dipenuhi hawa nafsu, khalwat dan ikhtilat. Ia terasing dalam aqidah di tengah penyimpangan aqidah manusia. Ia adalah orang yang berilmu di tengah manusia-manusia yang jahil. Ia adalah pemurni aqidah di tengah para pelestari kesyirikan. Ia adalah pemegang sunnah di tengah manusia berbuat bid’ah. Ia adalah penyeru kepada Allah dan RasulNya di tengah para penyeru kepada hawa nafsu syahwat dan syubhat.
Rasulullah pun mensifati keadaan ahlussunnah yang menggenggam agamanya seperti orang-orang yang menggenggam bara api. Rasulullah bersabda:
“Akan tiba suatu masa ketika itu orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti halnya orang yang sedang menggenggam bara api.” [HR.Tirmidzi 2260, as-Shahihah 957]
Para ulama biasa mensifati Ahlus Sunnah dengan keterasingan dan jumlah yang sedikit. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahberkata kepada sahabat-sahabat beliau, “Wahai Ahlus Sunnah, lemah lembutlah kalian semoga Allah Ta’ala merahmati kalian, karena kalian termasuk orang-orang yang paling sedikit”. Yunus bin Ubaid rahimahullah berkata, ”Tidak ada satupun yang lebih asing dari As-Sunnah dan orang yang mengenalnya”. Sufyan At-Tsauriy rahimahullah berkata, ”Berbuat baiklah kepada Ahlus Sunnah karena mereka adalah orang-orang asing”.
Sunnah yang dimaksudkan di atas bukanlah sebagaimana pengertian menurut ulama fiqh, yaitu sesuatu yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak mendapat dosa. Namun yang dimaksud para ulama di atas dengan sunnah adalah jalan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beragama.
Itulah jalan yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya berada di atasnya yaitu jalan yang terbebas dari segala bentuk syubhat (virus pemikiran) dan syahwat (virus menginginkan hal-hal yang terlarang). Jadi tepatlah pengertian Ahlus Sunnah yang dikatakan Al-Fudhail bin Iyadh yaitu mereka adalah orang yang mengerti tentang barang-barang halal apa saja yang masuk ke perutnya. Karena memakan barang-barang yang halal merupakan perkara sunnah paling penting yang dipegang erat oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya kemungkaran dan tersamarnya kebenaran, ditambah lagi dengan sikap arogan dan anarkhis dari sebagian pemegang sunnah itu sendiri sehingga orang yang berpegang pada sunnah dimusuhi dan dicurigai. Berbagai macam celaan dan tuduhan dilontarkan. Sebagian dari mereka bahkan diusir dari kampungnya, diasingkan dari keluarganya, seorang akhwat diceraikan oleh suaminya. Terasa amat berat berpegang pada sunnah pada saat sekeliling telah rusak, terasa jalan sunnah begitu terjal.
Ini tidaklah aneh, karena Nabi yang paling mulia, yang memiliki akhlaq yang agung, Allah berikan cobaan yang amat berat dalam menyampaikan risalah Rabbnya. Demikian pula para ulama setelah itu, simaklah sebuah kisah yang diceritakan olehImam asy-Syathibi rahimahullah (790 H) tentang keterasingan dirinya, ia berkata:
Aku memulai memperdalam ushuluddin (pokok-pokok agama) baik amaliyah maupun keyakinan, kemudian memperdalam cabang-cabang yang dibagun di atas pokok-pokok tadi. Dari sana menjadi sangat jelas padaku mana yang sunnah dan mana yang bid’ah, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Kemudian aku menguatkan diriku berjalan bersama al-Jama’ah yang dinamai oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dengan nama as-Sawadul A’zham, dan meninggalkan bid’ah yang telah dinyatakan oleh para ulama sebagai sesuatu yang bid’ah dan menyimpang. Sedangkan aku ketika itu sudah berada dalam barisan mereka yang sering berkhutbah dan menjadi imam. Namun ketika aku mulai istiqomah di atas sunnah, ternyata ku dapati diriku aneh dan terasing di tengah-tengah mayoritas manusia. Karena agama mereka telah dikuasai oleh adat istiadat dan telah dilumuri kotoran-kotoran bid’ah …
Maka akupun mempertibangkan antara mengikuti sunnah namun menyalahi adat istiadat manusia, pastilah aku akan menghadapi ujian yang amat berat walaupun pahalanya besar. Atau mengikuti mereka namun menyalahi sunnah dan jalan salafusshalih, akibatnya aku termasuk orang-orang yang sesat -dan aku berlindung kepada Allah dari hal tsb-Namun aku yakin bahwa keselamatan ialah denga mengikuti sunnah, dan bahwa manusia tidak dapat menolongku sedikitpun dari azab Allah.
Aku mencoba memulai mengamalkan sunnah secara perlahan, maka tegaklah kiamat padaku! Cercaan bertubi-tubi menghampiriku. Aku dituduh sesat dan berbuat bid’ah, dan aku diperlakikan layaknya orang pandir dan bodoh..
Terkadang aku dituduh mengatakan bahwa berdo’a itu tidak ada menfaatnya karena aku tidak mau ikut berdo’a secara berjamaah di setiap selesai shalat..
Terkadang aku dituduh sebagai Syiah Rafidhah karena aku tidak mengkhususkan doa untuk khulafaur rasyidin ketika khutbah jum’at. Padahal perbuatan tsb tidak pernah dilakukan oleh salafusshalih, dan tidak pula oleh para ulama yang mu’tabar..
Terkadang mereka mengatakan bahwa aku memberatkan diri dalam urusan agama, karena aku konseksuen dalam hukum dan fatwa serta memakai madzhab-madzhab besar yang sudah diketahui keabsahannya..
Terkadang aku dianggap memusuhi para wali Allah karena aku tidak menyukai kaum sufi yang berbuat bid’ah dan menyimpang dari sunnah ..
Keadaanku menyerupai keadaan seorang imam yang terkenal bernama Abdurrahman bin Bathah di tengah masyarakat pada zamannya, beliau bercerita tentang dirinya:
“Aku merasa heran terhadap keadaanku bersama karib kerabatku baik yang dekat maupun yang jauh, yang mengenalku maupun yang tidak. Aku mendapati di mekkah, khurasan, dan tempat lainnya orang-orang menyeru pada pendapatnya. Jika aku membenarkan perkataannya ia menamaiku muwaffiq, jika aku menyalahi sebagian pendapatnnya ia menamaiku mukhallif. Jika aku membawakan dalil dari al-Qur’an dan Sunnah yang menyalahi pendapatnya ia menamaiku khariji. Jika aku membacakan hadits tentang tauhid maka mereka menamakanku musyabbih. Jika hadits itu berbicara tentang iman ia menamaiku murji’ah. Jika hadits itu berbicara tentang perbuatan hamba ia menamaiku qodari. Jika hadits itu berbicara tentang keutamaan ahlulbait ia menamaiku rafidhah. Jika hadits itu berbicara tentang keutamaan abu bakr dan Umar ia menamaiku Nashibi. Jika aku menjawab dengan lahiriyah hadits mereka menamaiku zhahiri..
Jika aku menyetujui sebagian dari mereka maka sebagian lainnya murka dan marah padaku. Jika aku mencari keridhaan mereka maka Allah akan murka kepadaku dan mereka tidak bisa menolongku sedikitpun dari azab Allah. Sesungguhnya aku berpegang kepada Al Qur’an dan Sunnah dan aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Illah yang berhak disembah selain Dia, dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[al-I'tisham 1/32-38 secara ringkas. Tahqiq Syaikh Salim bin 'Id al Hilali]
Begitulah keadaan para imam yang berusaha istiqomah di atas sunnah, menghadapi cacian dan celaan. Bila kita hidup pada masa Imam Syathibi, masihkah kita menggenggam sunnah? atau luluh di tengah masyarakat yang tergelimang dalam bid’ah? Imam asy-Syathibi hidup pada abad ke 8 Hijriyah, bagaimana dengan kita yang hidup pada zaman ini (abad 15 Hijriyah)? Padahal keburukan akan semakin bertambah seiring bertambahnya zaman. Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya tidak berlalu suatu zaman atas kalian kecuali zaman setelahnya lebih buruk dari zaman sebelumnya hingga kalian menjumpai Rabb kalian.” [HR. Bukhari, no.6541]
Kau rasakankah itu kawan?
Ketika kau palingkan pandanganmu dari yg tidak halal bagimu
Ketika teman-temanmu yang berlainan jenis tertawa cekikikan, bersenda gurau
Ketika dengan cueknya teman-temanmu merangkul, berpegangan tangan, dan bermesraan
Ketika kau sendiri sementara teman-temanmu berpasang-pasangan dimana mereka belum terikat ikatan pernikahan
Ketika kau katupkan kedua tanganmu saat ada lawan jenis ajnabi yg mencoba menyalamimu
Ketika kau segera pergi dari keadaan dirimu hanya berdua dengan lawan jenis ajnabi
Ketika teman-temanmu begitu asiknya mendengarkan musik dan bermain musik
Ketika teman-temanmu mendengarkan dan mendengungkan nasyid yg katanya islami berhiaskan alat-alat musik
Ketika kau cukupkan tilawah dan lantunan Qur'an sebagai penghibur kegundahan dan kesedihanmu
Ketika teman-temanmu sibuk dengan fashion yg terbaru
Ketika engkau para ikhwan, bercelana ngatung dan berjenggot
Ketika engkau para akhwat berjilbab syar'i dan bercadar
Ketika sekelumit hal-hal "prinsip" lainnya yang ada dalam dirimu dalam menjalankan syariat agama..
Ketika.. dan ketika..
Allahu Akbar..!!!
Keterasingan Islam Saat Ini
Ikhwan wa Akhwat Fillah, saat ini telah terlihat bagaimana kebenaran sabda Nabi shalllahu ’alaihi wa sallam. Inilah keterasingan Islam saat ini. Kaum muslimin saat ini yang sudah jauh dari agamanya membolehkan berbagai perkara yang sudah jelas-jelas dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya dan melarang perkara yang Allah dan Rasul-Nya perbolehkan. Lihatlah contohnya perkara zina yang jelas-jelas dilakukan di depan umum dan disebarluaskan. Masyarakat malah membiarkan perbuatan ini, bahkan menyanjung pelakunya karena dia telah mengakui kesalahannya. Sedangkan orang yang melakukan perbuatan yang jelas-jelas halalnya dalam syari’at ini yaitu poligami malah dihujat, dicela bahkan dituduh sebagai orang yang memperturutkan hawa nafsunya.
BAGAI MENGGENGGAM BARA API
Akan datang satu masa kepada umatku saat orang yang bersabar di atas agamanya laksana orang yang memegang bara api (HR at-Tirmidzi dan Ibn Adi).
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang yang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)
Sesungguhnya keajaiban manusia di akhir zaman ini sangat banyak dan nyata sekali. Terkadang kita kurang jeli memperhatikannya sehingga terlihat dunia ini berjalan baik-baik saja. Namun, bila kita cermati dengan baik, kita akan menemukan segudang keajaiban dan keanehan dalam kehidupan manusia akhir zaman dan hampir dalam semua lini kehidupan. Keajaiban yang kita maksudkan di sini bukan terkait dengan persitiwa alam seperti gempa bumi, tsunami dan sebagainya, atau kejadian yang aneh-aneh lainnya, melainkan pola fikir (GHAZWUL FIKR) manusia yang paradoks dan berkembang biak di akhir zaman ini.
Berikut ini adalah analisis dari sebagian kecil cara berfikir paradoks yang berkembang akhir-akhir ini dalam masyarakat luas. Lebih ajaib lagi, model berfikir paradoks tersebut malah dimiliki pula oleh sebagian umat Islam baik dari kalangan awam, terpelajar, politisi, pengusaha dan bahkan sebagian Ustadz, Kyai dan para tokoh mereka (semoga kita semua tidak termasuk di dalamnya). Kaum muslimin pun banyak yang “membebek” dan mengikuti pola pikir mereka yang diantaranya adalah sebagai berikut :
MEDIA
Apa saja yang dituliskan dalam Koran dan Majalah, dengan mudah orang mempercayainya kendati itu hanya berupa tulisan manusia biasa yang belum teruji kebenarannya dan dibuat oleh penulis yang dipertanyakan pemahaman agamanya. Membaca dan mempelajarinya dianggap sebagai lambang kemajuan dan menambah wawasan.
Akan tetapi, apa yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits belum tentu langsung dipercayai dan diyakini kebenarannya, kendati mengaku sebagai Muslim. Padahal kebenaran Al-Qur’an sudah teruji sepanjang masa dari berbagai sisi ilmu pengetahuan. Akhir-akhir ini muncul anggapan bahwa memahami Al-Qur’an dan Hadits jangan letter lecht dan tidak bisa diterima “mentah-mentah” namun harus “dibumikan dahulu” agar sesuai dengan kondisi zaman..
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
TOLERANSI
Bila ada orang atau kelompok yang dengan nyata-nyata merusak dan melecehkan ajaran Islam yang sangat fundamental, seperti masalah Rabb, Al-Qur’an dan pribadi Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, yang jelas-jelas merusak aqidah (tauhid) maka orang dengan gampang mengatakan yang demikian itu adalah kebebasan mengeluarkan pendapat dan berekspresi dalam menafsirkan agama.
Namun, bila ada Khatib, Ustadz atau masyarakat Muslim mengajak jamaah dan umat Islam untuk konsisten dengan ajaran agamanya, maka orang dengan mudah menuduhnya sebabai Khatib, penceramah atau Ustadz aliran keras dan tidak bisa berdakwah dengan cara yang hikmah, bahkan perlu dicurigai sebagai calon TERORIS.
“Sesungguhnya barang siapa yang masih hidup sepeninggalku nanti,ia akan melihat perbedaan prinsip yang banyak sekali, untuk itu wajib bagi kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, peganglah erat-erat dan gigitlah dengan gigi geraham dan jauhilah perkara baru dalam agama, karena setiap perkara baru dalam agama itu bid’ah dan setiap bidah itu sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud no: 4607).
POLA HIDUP
Tidak sedikit manusia, termasuk yang mengaku Muslim yakin dan bangga dengan sistem hidup ”ala amerika atau eropa” kendati sistem yang mereka yakini dan banggakan itu sendiri menyebabkan hidup mereka kacau dan mereka selalu menghadapi berbagai kedzaliman dan ketidak adilan dari para penguasa negeri mereka. Mereka masih saja mengklaim : inilah sistem sosial yang paling cocok dan sesuai dengan perkembangan zaman modern.
Namun, bila ada yang mengajak dan menyeru untuk kembali kepada hukum Islam, maka orang akan menuduh ajakan dan seruan itu akan membawa kepada keterbelakangan, kekerasan dan TERORISme, padahal mereka tahu bahwa Islam itu diciptakan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala untuk keselamatan dunia dan akhirat dan Allah Ta’ala mustahil keliru dan tidak mungkin akan menzalimi hamba-Nya.
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali ‘Imran : 85).
JENGGOT (khusus Ikhwan)
Ketika seorang Yahudi atau pemuka agama lain memanjangkan jenggotnya, orang akan mengatakan dia sedang menjalankan ajaran agamanya dengan penuh ketaatan. Seorang artis atau public figure yang berjenggot dikatakan terlihat “modis” dan “tampil beda” dengan variasi penampilan.
Namun, saat seorang Muslim memelihara jenggotnya, dengan mudah orang menuduhnya fundamentalis, “aliran garis keras” atau TERORIS yang selalu harus dicurigai khususnya saat masuk ke tempat-tempat umum seperti hotel dan sebagainya. Dengan enteng mereka mengejeknya dan mengatakan “kambing berjalan..!!!”
Juga dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Selisilah orang-orang musyrik; potonglah kumis dan biarkanlah jenggot.” (HR. Muslim no. 625).
JUBAH/GHOMIS dan CELANA NGATUNG (Ikhwan only)
Jika seorang Biksu atau Pendeta memakai jubah dan pakaian “kebesaran”nya, orang memandang bahwa merekalah orang terbaik diantara mereka sehingga layak berpenampilan seperti itu sebagai wujud kepatuhan terhadap agamanya yang mulia. Superstar mereka Jacko yang bercelana “ngatung..” dikatakan terlihat sangat cool..
Ironisnya, jika seorang Ikhwan memakai gamis, jubah dan sejenisnya karena ingin mencontoh suri tauladan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hal berpakaian, tanpa rasa bersalah mereka mengatakan “sok alim” dan berujar “kita tidak sedang hidup di negeri Arab”. Adapun memakai celana ngatung -tidak isbal- (melebihi mata kaki) dikatakan “kebanjiran”
“Pakaian yang disukai oleh Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam adalah pakaian gamis”. (Asy-Syaikh Al-Albani menshahihkan haditsnya dalam tahqiq beliau terhadap kitab Mukhtashar Asy-Syama`il Al-Muhammadiyah karya Imam At-Tirmizi, pada hadits no. 46.)
Dan hadits ‘Aisyah radhiyallahu’anha: “Bagian kain sarung yang terletak di bawah mata kaki berada di dalam neraka.”(HR. Ahmad, 6/59,257).
PEKERJAAN
Bila wanita Barat tinggal di rumah dan tidak bekerja di luar karena menjaga diri, merawat rumah dan mendidik anaknya, maka orang akan memujinya karena ia rela berkorban dan tidak bekerja di luar rumah demi kepentingan rumah tangga dan keluarganya.
Namun, bila wanita Muslimah tinggal di rumah menjaga harta suami, merawat dan mendidik anaknya, maka orang akan menuduhnya “terjajah” dan harus dimerdekakan dari dominasi kaum pria atau apa yang sering mereka katakan dengan kesetaraan gender dan “emansipasi”.
“Tetaplah kalian tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliyah yang awal.” (Al-Ahzab: 33)
PENAMPILAN
Setiap wanita Barat bebas ke kampus dan ke pasar dengan berbagai atribut hiasan dan pakaian yang “serba minim”, ketat dan menampakkan lekuk tubuhnya, dengan alasan itu mereka katakan adalah hak asasi mereka dan kemerdekaan mengekpresikan diri.
Namun, bila wanita Muslimah yang ke kampus atau ke tempat kerja dengan memakai pakaian Islaminya, maka orang akan menuduhnya “eksklusif” dan berfikiran sempit tidak sesuai dengan peraturan dan paradigma kampus atau tempat kerja mereka.
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)
PENDIDIKAN
Bila anak-anak mereka (non muslim) ) sibuk dengan berbagai macam mainan yang mereka ciptakan, mereka akan mengatakan ini adalah pembinaan bakat, kecerdasan dan melatih kreativitas sang anak.
Namun, bila anak Muslim dibiasakan mengikuti pendidikan praktis agamanya atau masuk ma’had (Pondok Pesantren), maka orang akan mengatakan bahwa pola pendidikan seperti itu “tidak punya harapan” dan memiliki masa depan yang suram.. Bahkan parahnya dianggap sebagai pendidikan calon teroris.. Na'udzubillah..
“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.” Hadits hasan diriwayatkan oleh sejumlah shahabat. Dishohihkan oleh Al-Albâny dalam Takhrîj Musykilatul Faqr hal 80.
JIHAD
Ketika Yahudi atau Nasrani membunuh dan membantai seseorang, atau melakukan Agresi ke negeri Islam khususnya di Palestina, Afghanistan, dan sebagainya, tidak ada yang mengaitkannya dengan agama mereka. Bahkan mereka mengatakan itu adalah hak mereka dan demi menyelamatkan masyarakat Muslim yang ada di sana.
Akan tetapi, bila kaum Muslim berjihad melawan Agresi Yahudi atas Palestina, atau Amerika Kristen di Afghanistan, mereka pasti akan mengaitkannya dengan Islam dan menuduh kaum Muslim tersebut sebagai Milisi pemberontak dan TERORIS..
“Barangsiapa yang menyerang kamu maka seranglah ia, sebanding dengan serangannya terhadapmu.” (Al-Baqarah: 194)
SYAHID
Bila seseorang kafir mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain, maka semua orang akan memujinya dan berhak mendapatkan penghormatan sebagai “martir” dengan berjejal medali atas jasanya..
Namun, bila orang Palestina melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan anak, saudara atau orang tuanya dari penculikan dan pembantaian tentara Yahudi Israel, atau menyelamatkan rumahnya dari kehancuran serangan roket-roket Israel, atau memperjuangkan masjid dan kitab sucinya dari penodaan pasukan Yahudi, orang serta merta akan menuduhnya TERORIS.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan (yang juga) musuh kalian serta orang-orang selain mereka yang kalian tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS. Al-Anfâl : 60)
Allahul Musta’an
Tanya Kenapa? Kenapa dan Kenapa semua itu terjadi..? Karena kita adalah seorang Muslim yang teguh dengan Al-qur'an dan As-Sunnah.. Qadarullah..
“Katakanlah (wahai Muhammad ), wahai Ahlul Kitab marilah bersatu dengan kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian bahwa tidak kita sembah kecuali Allah saja, tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu apa pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai rabb selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah pada mereka persaksikanlah bahwa kami adalah kaum muslimin.” (QS. Ali Imran : 64)
Imam at-Tirmidzi membawakan hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang suatu masa ketika itu orang yang tetap bersabar di antara mereka di atas ajaran agamanya bagaikan orang yang sedang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi [2260] disahihkan al-Albani dalam Shahih wa Dha’is Sunan at-Tirmidzi [5/260], as-Shahihah no 957. as-Syamilah).
"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.Dan apabila mereka melihat orang-orang mu’min, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mu'min.Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS Al-Muthafiffin [83]: 29-36).
Di tengah-tengah para sahabat, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mewartakan kondisi umat Islam pada akhir zaman. Rasulullah bersabda, ”Pada akhir zaman nanti, umatku bagaikan memegang api membara di tangannya. Mereka asing di antara para manusia.”
Salah seorang sahabat bertanya, ”Berarti umat Islam menjadi umat minoritas nantinya, ya Nabi Allah?”Rasulullah kemudian menjawab, ”Bukan, bukan!” ”Lalu, bagaimana?” tanya sahabat.
”Pada saatnya nanti hanya segelintir orang dari umatku yang tetap berpegang teguh pada Islam secara konsisten. Mereka ini bagaikan orang asing seperti Islam generasi awal.” Rasulullah menjelaskan.
Dulu, sewaktu Rasulullah mendakwahkan Islam kepada kaum kafir Quraisy, tanggapan sinis, skeptis disertai caci-maki, hinaan, bahkan siksaan mendera diri Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau dan para pengikutnya dengan lantang menyuarakan kebenaran Islam yang agung. Beliau berani menentang arus besar pemikiran, sikap, dan tindakan mayoritas umat dengan penuh keyakinan dan semangat juang kuat.
Dan juga tradisi baru yang dikembangkan Rasulullah dan para sahabat dianggap keluar dari pakem, nyeleneh, menyimpang, melawan otoritaritas suci, dan, tentunya, asing di tengah-tengah tradisi kafir Quraisy.
Saat ini, jalan lurus Islam semakin banyak dilalui penduduk bumi. Di tiap jengkal tanah seantero bumi, telah tertanam benih-benih Islam. Ironinya, nomina kuantitas tidak seiring berkelindan dengan kualitas keberagamaan para pemeluknya. Masih relatif sedikit yang benar-benar mau menjalani Islam sebagai matan keyakinan dan cita-cita kehidupan.
Bahkan, acapkali muka sinis, pandangan benci, ucapan sarkastis ditujukan dan ditimpakan kepada minoritas kecil ini. Tidak aneh, bila itu keluar dari musuh-musuh Islam, tetapi yang memprihatinkan justru keluar dari rahim kepribadian umat Islam sendiri. Tampaklah bahwa pewartaan Rasulullah beberapa abad yang lalu telah mewujud menjadi sebuah kenyataan.
Berat memang, menjalani kehidupan di era ini sesuai dengan kaidah agama. Menggenggam kebenaran laksana menggenggam api yang membara. Bergegas ke masjid manakala suara adzan bergema, mengajak teman ikut kajian keislaman, terlibat dalam kegiatan dakwah, menolak ajakan teman untuk nonton film maksiat, seringkali dicap sebagai tindakan dan pandangan kuno.
Tak pelak, stigma konservatif, dogmatis, literalis, out of date, bahkan fundamentalis harus diterima lapisan minoritas umat ini. Sebaliknya, menjalankan agama semau gue, perilaku bebas nilai, hedonis, permisif, dan sekuler sangat lazim dan populer.
Namun, Rasulullah telah mengabarkan pada kita berita yang menggembirakan hati, melapangkan dada-dada kaum muslimin yang berpegang teguh pada sunnah, diantaranya:
“Sesungguhnya Islam berawal dengan keasingan dan akan kembali kepada keasingan sebagaimana awalnya maka maka bergembiralah bagi orang-orang yang asing.” Rasulullah ditanya: “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Jawab beliau: “Yaitu yang melakukan perbaikan ketika manusia telah rusak.” [HR. Abu Amr Ad Dani, Silsilah Ash Shahihah no.1273]
“Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari kesabaran, kesabaran di hari itu seperti menggenggam bara api, bagi yang beramal (dengan Sunnah Nabi) pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh.” Seseorang bertanya: “Lima puluh dari mereka wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Pahala lima puluh dari kalian.” (Shahih, HR Abu Dawud, At Tirmidzi lihat Silsilah Ash Shahihah no. 494
“beribadah di zaman fitnah sama dengan berhijrah kepadaku.” [HR.Muslim 4/2268 no.2948]
Tentulah hal-hal tersebut merupakan keutamaan yang agung bagi kita yang hidup di akhir zaman. Menjadikan kita semakin kuat untuk terus menapaki jalan sunnah walaupun terasa terjal dan berbatu-batu.
Yang sedikit dan asing inilah yang harus kita jadikan referensi kehidupan. Meski sedikit, mereka tak lekang oleh waktu, tak lapuk diterpa zaman. Mereka adalah manusia suci pengusung panji-panji kebenaran. Mereka selalu meniti jalan kebenaran meski terlalu licin dan sempit.
Umar bin Khatthab pernah berkisah. Saya bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang duduk-duduk. RasulShalallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada para sahabat, "Katakan kepadaku, siapakah makhluk Allah yang paling besar imannya?" Para sahabat menjawab, "Para malaikat, wahai Rasul". Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SUBHANAHU WA TA’ALA telah memberikan mereka tempat".
Para sahabat menjawab lagi, "Para Nabi yang diberi kemuliaan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, wahai Rasul". RasulullahShalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan mereka tempat".
"Wahai Rasul, para syuhada yang ikut bersyahid bersama para Nabi," jawab mereka kembali. Rasul bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan mereka tempat".
"Lalu siapa, wahai Rasul?," tanya para sahabat. Lalu Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, "Kaum yang hidup sesudahku. Mereka beriman kepadaku, dan mereka tidak pernah melihatku, mereka membenarkanku, dan mereka tidak pernah bertemu dengan aku. Mereka menemukan kertas yang menggantung, lalu mereka mengamalkan apa yang ada pada kertas itu. Maka, mereka-mereka itulah yang orang-orang yang paling utama di antara orang-orang yang beriman". Subhanallah!
Dari sudut pandang ini sebenarnya Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat memanjakan kita. Betapa tidak, kita tidak perlu bersusah payah mencari-cari kebenaran yang hakiki. Al-qur’an sebagai sumber kebenaran telah ada di hadapan kita. Cara mengamalkannya telah diberikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam lewat hadis dan sunnah-sunnahnya. Kalau belum lengkap, kita bisa melihat perilaku para sahabat, ulama, dan orang-orang saleh lainnya. Ajakan untuk berbuat kebaikan pun "berseliweran" di sekitar kita. Apa yang kurang? Tinggal kemauan untuk menggali dan mengeksplorasi saja yang kita perlukan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun telah memberikan contoh bagaimana orang-orang yang ingkar. Gambaran kehancuran kaum-kaum yang menolak kebenaran ada di hadapan kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan. " (QS An-Nahl [16]: 36).
Tidak ada jaminan bagi kita untuk lebih baik bila kita hidup sezaman dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mungkin kita akan menjadi salah seorang penentang dakwah mereka. Sekarang kita bisa lapang dada menerima seruan untuk beriman kepada Allah karena kita lahir dan dibesarkan dalam lingkungan Islam. Namun, apa jadinya kalau kita hidup lima belas abad lalu; satu zaman dan satu tempat dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu menerima seruan seperti itu? Mungkin kita akan bergabung dengan Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, atau kaum kafir Quraisy lainnya untuk menghalangi dakwah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Na’udzubillah..
Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan kita menjadi umat akhir zaman. Kita lahir, dibesarkan, dan insya Allah akan meninggal setelah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabat. Sebenarnya ada "kerugian" dan juga "keuntungan" menjadi umat akhir zaman ini. Ruginya, kita tidak termasuk orang yang bertemu langsung dengan Rasul dan para sahabat, tidak bisa berjuang bersama mereka, dan juga tidak dapat merasakan lezatnya zaman keemasan yang dahulu pernah mereka bangun.
Namun, di balik "kerugian" tersebut ada banyak keuntungan yang dapat kita peroleh. Salah satunya kita bisa mencontoh amal-amal baik yang dilakukan umat terdahulu untuk kita amalkan sekarang. Tentu, kita pun bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, sehingga kita tidak mengulangi kesalahan serupa.
Bahkan, ada satu nilai plus yang tidak dimiliki para sahabat. Mereka beriman karena bertemu langsung dengan RasulullahShalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Setiap tindak tanduknya ada dibimbing langsung oleh beliau. Sangat wajar bila mereka beriman. Sedangkan kita, umat akhir zaman, tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Kita hanya membaca dari kisah dan shirah nabawiyyah. Maka, sungguh luar biasa bila manusia akhir zaman beriman pada beliau dalam segala dimensi kehidupannya.
Tentu sudah dibaca diatas tentang periwayatan Umar tadi mengenai siapakah makhluk Allah yang paling besar imannya? Jawaban langsung dari Rasulullah. Kita harus mampu memanfaatkan posisi dengan baik, jeli melihat kesempatan, dan mau belajar dari kesalahan orang lain, hingga tidak terjerumus ke dalam lubang yang sama. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda bahwa seorang Mukmin sejati itu tidak mungkin terjerumus ke dalam lubang yang sama dua kali berturut-turut.
Mari kita renungi, muhasabah diri.. Wabilkhusus Ana sendiri.
Apa benar kita seorang muslim?
Apa bukti keislaman kita?
atau "hanya" mengaku sebagai muslim?
Tahukah konsekuensinya saudaraku?
Bukankah kita diharuskan oleh Allah masuk kedalam Islam secara kaffah?
Sudah berapa juz Al-qur’an kita hafal? Sudah berapa banyak Al-Hadits kita tahu?
Kemudian, dari itu semua, adakah yang kita amalkan?
Tentu tak mau kita termasuk golongan orang yang membaca A-qur’an dan Hadits hanya sebatas melewati tenggorokan
Apakah seorang muslim, ia yang hanya memilah-milah Al-qur’an dan Al-Hadits yang sesuai dengan hawa nafsunya? Yang hanya sesuai dengan akal pikiran dan logikanya?
Berapa banyak Al-qur’an dan Al-Hadits yang kita abaikan?
Jika jawabannya adalah karena tidak tahu, mengapa tidak mencari tahu?
Jika jawabannya adalah karena tidak paham, mengapa tidak mencoba memahami?
Bukankah sudah banyak contoh dari orang-orang sholeh sebelum kita?
Lalu apa argumen kita bila datang ke akhirat nanti?
Bukankah pasti setiap diri kita datang kesana?
Apa pantas kita bertemu dengan Rasulullah?
Jika keadaannya seperti ini?
Beliau yang sangat mencintai kita
Yang di akhir hidupnya hanya memikirkan kita (Ummatii.. Ummatii.. Ummatii..)
Terlebih lagi, pantaskah kita melihat wajah-Nya?
Maha dari segala Maha!
Lalu apa balasan kita?
Apa yang akan kita katakan sementara kita hanya mengaku muslim?
Mana bukti cinta kita pada agama Allah?
Na’am, jawabannya ada pada diri-diri kita, Ana dan Antum/Antunna..
Ya Allah, jadikan kami golongan orang-orang yang shalih dan ta’at pada perintah agama-Mu. Yang selalu meletakkan kakinya diatas aturan Allah Subhânahu wa Ta’âla, yang perhatiannya tidak lepas kepada tempat suruhan yang akan dia kerjakan dan tempat larangan yang harus dia tinggalkan. Yang begitu besar perhatiannya kepada hal yang demikian sehingga mendorong kami untuk menuntut ilmu syariat, karena selalu menyadari tidak akan mungkin mengetahui hal itu tanpa memiliki bashirah yang tajam dan ilmu yang mendalam tentang al-Qur’ân dan Sunnah. Yang menjadikan kesholehan/kesholehahannya menuntutnya untuk mengenal Allah Tabâraka wa Ta’âla, yang sangat mengenal tempat-tempat kemurkaan-Mu sebagaimana juga mengenal tempat-tempat keridhaan-Mu.
Yang tahu apa yang harus diperbuat ketika tergelincir dalam melakukan kesalahan dan maksiat, bagaimana agar kembali dapat merebut kecintaan Allah ‘Azza wa Jalla, bahkan melalui kesalahan tersebut mampu untuk mendekatkan diri kepada-Mu lebih dekat lagi dari pada sebelum melakukan kesalahan dan maksiat. Kuatkanlah kaki-kaki kami untuk senantiasa tegar di atas sunnah Nabi-Mu, dan berikanlah kami keistiqomahan sampai akhir hayat hingga kami dapat melihat wajah-Mu di surga yang paling tinggi. Aamiin..
Kembali Ana tanya, Anda seorang muslim dan merasa terasing? Jika jawabannya masih ya, selamat bahwa memang benar adanya, Andalah orangnya.
"Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."
(hadits shahih riwayat Muslim)
"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."
(hadits shahih riwayat Ahmad)
"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."
(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Wallahu Ta'ala A’lam Bisshowab..
THIS NOTE especially dedicated to one of some person who inspiring me:
Sahabat Ana, Ustad Fulan (bukan nama sebenarnya)
"Jangan pernah merasa terasing sendiri, karena Antum tidak sendiri !"
SUMBER: JUST CLICK THE IMAGE BELOW...
Jumat, 08 Juli 2011
Upaya Pemurtadan Para Misionaris dan Bahayanya Keluar dari Islam
Klaten, 13/11/2010 - Mantan biarawati pernah menyampaikan kisah hidupnya waktu pindah agama (jadi mualaf) dari memeluk kristen menuju cahaya islam dalam sebuah seminar. Dia bercerita mengenai hidupnya yang selalu dalam kebohongan, baik kepada manusia maupun kepada Tuhan. Sebab, dalam kristen memang diperbolehkan berbohong untuk kepentingan dan tujuan gereja maupun pendetanya.
Setelah hampir setengah jam menyampaikan materi, dia mengungkapkan bahwa kebahagian terbesar bagi orang kristen untuk mendapat “pahala” dari Tuhan dan kemewahan dunia adalah pada saat terjadi bencana ataupun musibah, seperti tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dll. Kenapa bisa demikian? Sebab pada saat terjadi bencana, orang-orang yang terkena bencana sedang labil hati dan fikirannya untuk mencari Tuhan. Mungkin sering kita dengar dari mantan-mantan pendeta, aktivis gereja dan juga biarawati saat bencana terjadi, slogan aktivis dan orang-orang kristen adalah “BENCANA MEMBAWA BERKAH. KARENA DENGAN ADANYA BENCANA, BANYAK JIWA-JIWA BARU YANG AKAN DIMURTADKAN”.
Maka dari itu, kita mesti selalu mewaspadai bantuan-bantuan yang diberikan orang-orang kristen diluar agamanya (diluar kristen). Bukannya kita menolak bantuan dari orang kristen, akan tetapi kita harus benar-benar mengetahui dan menjaga betul-betul kesepakatan-kesepakatan yang mungkin diberikan untuk jangka panjang maupun menengah. Karena, tidak mungkin orang-orang kristen (kafir) bersikapa baik kepada kita kalau mereka tidak ada maksud dibalik itu semua. Sebab Allah telah berfirman, yang artinya:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al Baqoroh 2 : 120)
Setelah gagalnya perang salib yang pertama, umat Kristen mulai menkaji dan
mebuat rencana untuk menghancurkan umat islam melalui :
mebuat rencana untuk menghancurkan umat islam melalui :
1. Menghancurkan pemerintah Islam.
2. Menhancurkan dan menghapus Al-Quran
3. Menghancur ideologi Islam.
4. Menghancurkan kesatuan umat Islam
5. Merusak wanita muslimat.
Seorang misionaris, Catly, berkata "Kita harus menggunakan Al-Quran, yaitu senjata yang paling ampuh dalam Islam, untuk melawan Islam itu sendiri, sehingga kita dapat menghancurkannya sama sekali".
Ketua perkumpulan misionaris Kristenisasi, Samuel Zueimir, dalam konferensi sucinya pernah mengatakan "Tugas misionaris bukanlah memasukkan kaum Muslimin ke agama kristen, tetapi tugasnya adalah mengeluarkan Muslimin dari Islam, agar menjadi makhluk yang tidak ada hubungannya dengan Allah. Sehingga lahirlah generasi muslim yang tidak memperhatikan keagungan, suka rileks dan malas, dan semua kegiatannya di dunia ini hanya untuk memenuhi hawa nafsunya dalam segala usahanya".
Oleh karena itu, kita harus sangat hati-hati dan waspada terhadap rencana-rencana musuh Islam, dan juga perlu membangun usaha preventif terhadap saudara, kerabat, tetangga dan keluarga kita khususnya dan umat Islam umumnya agar tidak terjerumus kedalam usaha-usaha missionaris tersebut. Karena gerakan mareka sekarang telah mencapai daerah-daerah yang basis Islamnya kuat. Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At Tahrim 66 : 6)
Disamping kita mengetahui, mengantisipasi dan mencegah upaya-upaya pemurtadan para missionaris, kita juga harus menyampaikan kepada umat islam khususnya dan masyarakat akan BAHAYANYA ORANG ISLAM YANG KELUAR DARI AGAMANYA. Misalnya kita beri pemahaman bahwa jika orang islam itu telah keluar dari agamanya, maka akan lenyaplah amal ibadahnya yang sudah ia kerjakan selama ini. Dan di akhirat nanti Allah akan langsung memasukkannya kedalam neraka jahannam tanpa dihisab terlebih dahulu. Hal ini lain dengan orang yang diakhir hanyatnya masih memeluk islam, sebab jika orang islam itu mati sedangkan dia masih membawa dosa (terkecuali dosa syirik), maka dia masih punya kesempatan untuk masuk surga dengan dihisab terlebih dahulu. Wallahu a’lam...
Jumat, 01 Juli 2011
KHAWARIJ, Tuduhan bagi penegak syari'at Islam
"Umat Islam hari ini hidup dalam keadaan hina. Saat kaum muslimin terzhalimi, terbantai dan bahkan terusir tak ada yg membela , kalaupun ada sifatnya individu atau kelompok yg secara kekuatan tidak sebanding dengan kekuatan musuh.Hal ini tidak lepas hilangnya payung umat Islam hari Ini yaitu Khilafah Islamiyah "
Sejak saat itu, kekuatan orang-orang kafir semakin kokoh mencengkram kita. Yang lebih memperihatinkan lagi adalah banyak umat Islam yg senang menjadi budak-budak kehinaan dengan menjual kemuliaan kepada musuh-musuh Islam.Mereka menukar Aqidah dengan mendapatkan sedikit kenikmatan dunia.
Bersamaan dengan kehinaan yg menimpa umat ini, muncullah racun kebebasan,liberalisme,dan kebangsaan yg di jajakan dengan bahasa-bahasa islami.Sehingga Aqidah yg lurus digantikan dengan aqidah-aqidah bathil.
Namun Allah shubhanallahu wa ta'alaa berjanji akan tetap memenangkan dien-Nya walaupun orang-orang musryik tidak senang. Dan Allah shubhanallahu wa ta;alaa akan tetap menyempurnakan cahayanya dengan munculnya ath Thoifah al mansurah -kelompok yg mendapatkan pertolongan.Dengannya Islam ini akan jaya dan kembali mulia. maka kebutuhan ummat terhadapnya tidak dapat ditawar lagi.Ia adalah merupakan sumbu yg akan meledakkan shohwah islamiyah- kebangkitan Islam keseluruh penjuru dunia di barat dan timur.
BEDA MUJAHID DAN KHOWARIJ
Telah datang tuduhan-tuduhan keji yg di luncurkan dari orang-orang munafik dan pengembos-pengembos kepada penegak syari'at.Tujuannya adalah menjauhkan umat kepada jihad dan mujahidin dan bahwa mereka adalah kelompok kesesatan.Hasilnya bnyak dari umat islam yg tidak bisa membedakan antara khowarij , bughot , dan mujahid fie sabilillah.Sehingga kesimpulan mereka bahwa siapa saja yg melawan penguasa adalah khowarij.
Maka wajib bagi kita untuk mengetahui pokok-pokok pemikiran khowarij, sehingga kita dapat membedakannya dan tidak zalim kepada para mujahidin. Sebaliknya wajib bagi kita untuk menjauhi kitab-kitab serta fatwa-fatwa para pencela jihad dan mengarahkan umat untuk menjauhinya pula.
Diantara sifat-sifat khowarij antara lain :
- Al Hafidz ibnu hajar dalam fathul bari 12/296 mengatakan : sedangkan khowarij jama' dari khorijatun yaitu sebuah kelompok.mereka adalah kelompok ahlul bid'ah dinamakan demikian karena mereka keluar dari ad dien.dan keluarnya mereka dari orang pilihan ( kholifah ) kaum muslimin.
kami katakan, apakah para mujahidin hari ini keluar dari dien ? atau malah keluarnya mereka dari negeri ini demi dien ini, dan mengorbankan seluruh harta, jiwa dan raga di jalan Allah shubhanahu wa ta 'alaa. ? mereka berusaha mengembalikan syari'at Islam ketika telah di singkirkan oleh para thogut . dan apakah para mujahid ini telah keluar dari kekhalifahan, atau mereka keluar dari sejelek-jelek makhluk yang telah menggantikan syari'at Allah shubhanahu wa ta'alaa dan berbuat kerusakan di muka bumi , mencela Allah dan Rasul-Nya serta melindungi kemungkaran yg nyata ?
- Dr. fadhil umar al asyqor mengatakan : khowarij telah menghalalkan darah dan harta umat islam, dan mengira bahwa yg mereka lakukan di atas kebenaran ( Al adwa as sunniyah :12 -13 ).
Ahmad salam berkata : " mereka adalah orang-orang yg menghalalkan darah orang-orang muslim ( ma ana Alaihi wa ashabi : 36 )
" Dari Aisyah RA dia berkata : Rasulullah saw telah menyebutkan tentang khowarij , beliau bersabda : mereka adalah sejelek -jelek umatku yg memrangi sebaik -baik umatku . ( fathul bari 12 : 286 sanadnya hasan ).
Ibnu umar menganggap mereka adalah sejelek-jelek makhluk, di karenakan mereka menjadikan ayat-ayat yg di turunkan kepada orang -orang kafir mereka tempatkan kepada orang-orang muslim . ( Tahaqiq Mawaqifus shahabah 2 : 195 ).
LIHATLAH ! apakah para mujahidintelah menghalalkan darah kaum muslimin ? ataukah justru para thogut yg telah menghalalkan darah para ulama'. dan kaum muslimin untuk di persembahkan kepada majikannya Amerika ? ketahuilah para bahwa para mujahidin berjihad tidak lain adalah demi membela saudaranya yg terbantai , tertindas dan berusaha melindungi mereka dari cengkraman para thogut dan pasukannya.Apakah pantas mereka di juluki khawarij ?
- Dalam majmu' fatawa ( 20 /104 ) syaikhul Islam ibnu Taimiyah berkata : " Dosa dan kesalahan ahlu bid'ah adalah karena meninggalkan apa yg telah di perintahkan kepada mereka, yaitu mengikuti sunnah Nabi dan menetapi jama'ah kaum muslimin.Akar bid'ah khawarij adalah keyakinan mereka bahwa mentaati Rasul hukumnya tidak wajib bila bertentangan dengan teks Al Qur'an menurut presepsi mereka.Sikap tersebut adalah merupakan salah satu bentuk meninggalkan kewajiban ". Dalam kesempatan lain beliau menambahkan : " Kaum khawarij beranggapan bahwa Rasul bisa berbuat zhalim dan tersesat dalam sunnahnya,oleh karena itu menurut mereka mentaati dan mengikuti Rasul bukanlah suatu keharusan.Mereka hanya mempercayai apa yg di sampaikan rasul di dalam Al Qur'an, adapun As Sunnah yg menurut mereka bertentangan dengan tekstual Al Qur'an, tidaklah mereka terima ( silahkan lihat majmu' fatawa,19/73 ).
Sangat jauh sifat tersebutpada para pejuang-pejuang Islam. lihatlah Syaikh Abdullah Azzam , Syaikh Usamah, Syaikh Aiman dan ulama' lainnya.Tidak kita dapatkan pendapat-pendapat mereka, kecuali merujuk pada Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman salaf.Dan perjuangan mereka tidak lain adalah untuk mengembalikan umat kepada pemahaman yg lurus, yaitu pemahaman salaful ummah.
Ringkasnya bahwa , mereka tidaklah pantas di tuduh khawarij.sedangkan orang-orang menuduh khawarij, maka sebenarnya mereka itu ikut menebak saja. kepada oarang yg telah menjuluki syaikh Usamah dan yg lainnya yg teluah keluar dari pemerintah.
BEDA MUJAHID DENGAN AHLU BUGHOT.
kalau kita menengok banyak tulisan -tulisan yg berisi fitnah yg menyatakan khawarij adalah orang-orang yg keluar memberontak kepada Imam yg sah.Dan sunggguh pengertian ini tidaklah mengandung kebenaran sedikitpun .Sesungguhnya orang yg memberontak kepada pemerintah yg sah karena takwil adalah ahlu baghyi ( bughot ) . memang bisa jadi mereka itu khawarij , tapi tapi mereka dikatakan khawarij bukan karena mereka memberontak kepada penguasa, akan tetapi mereka di katakan khawarij karena Aqidah mereka.Lihatlah apa yg disampaikan oleh Imam Asy Syaukani berikut ini.
Sedangkan bughot adalah siapa saja yg keluar dari ketaatan Imam yg telah Allah wajibkan atas hambanya. Dan mencela atas Imam tersebut serta berusaha menegakkan kebaikan dan mencegah kerusakan dengan tanpa ilmu dan bukan tujuan menasehati. ( Sailul Jarrorr 4/556 ).
Sedangkan hukum yg di terapkan di berbagai negeri yg nota bene Islam bukanlah hukum Islam. bahkan dengan lantang mengumumkan bahwa negaranya bukanlah negara Islam.Hal itulah yg menyebabkan kerusakan Akhlak m ekonomi , serta politik dan lain sebagainya.Dan keluar dari ketaatan mereka adalah jihad fie sabilillah.
Imam Ibnu Hazm berkata : " sedang siapa saja yg mengajak kepada amar ma'ruf nahi munkar dan mengamalkan Al Qur'an dan As Sunnnah serta menghukumi manusia dengan Adil bukanlah bughot.sednagkan bughot adalah orang yg menyelisihi hal tersebut.Dan hanya kepada Allah lah kita memohon Taufiq" ( al Muhalla ,11/335 ).
Ibnu Hajar juga berkata : " Sedang siapa saja yg keluar dari ketaatan Imam yg jaair ( banyak dosa ) dalam rangka menjaga harta dan nyawanya atau saudaranya , maka dia di beri udzur dan tidak berhak di bunuh. Dan hendaklah dia menjaga harta , jiwa dan keluarganya dengan sekemampuannya " ( Fathul bari 12/ 315 ).
Jika pemimpin yg jaair saja demikian , bagimana dengan yg kafir ?
barkata Imam Ibnu hajar berkata : " seandainya jika da setiap ikhtilaf - perbedaan- dan fitnah yg menimpa umat Islam disikapi lari darinya, dengan tetap tinggal di rumah dan tidak menghunus pedang, maka tidak mungkin hukum dapat di tegakkan.Dan tidaklah kebathilan itu menjadi bathil dan sirna.Dan sungguh akan kita dapatkan para pelaku kerusakan leluasa melakukan kerusakan dengan merampas harta dan menumpahkan darah serta melecehkan para wanita. Kemudian ada yg berkata : " Kita tahan untuk tidak memerangi mereka dan mencegah ummat agar tidak memeranginya, dengan mengatakan bahwa ini adalah fitnah dan kita dilarang untuk memeranginya mereka. Sungguh , ini adalah menyelisihi Islam dengan mengambil pendapat orang bodoh " (fathul bari 13 /37 ).
Sungguh benra apa yg dikatakan Ibnu hajar sepertinya beliau berbicara pada zaman kita hari ini.Inilah peringatan orang-orang yg mau berfikir.Mereka yg sadar akan perjuangan dan Jihad ini.Dan tidak mau hidup dalam kehinaan terus menerus.
Maka mengkafirkan orang-orang yg telah Allah shubhanahu wa ta 'alaa kafirkan, demikian juga memerangi orang-orang yg telah di wajibkan syari'at untuk di peranginya , adalah hal terpuji terhadap setiap pelakunya.Sedangkan orang-orang yg menjuluki khawarij atau khoriji atau julukan lainnya dengan tujuan mencelanya maka hakekatnya mereka telah mencela bagian dari dien ini.
Dan mencela sebagian dari dien ini menejerumuskan seseorang ke dalam kekufuran tanpa ia sadari. Semoga Allah Ta'alaa menjaga kita dari penyimpangan-penyimpangan khawarij dan murji'ah, dan meneguhkan kita di jalan kebenaran. Amiin.
sumber : An Najah.
Sejak saat itu, kekuatan orang-orang kafir semakin kokoh mencengkram kita. Yang lebih memperihatinkan lagi adalah banyak umat Islam yg senang menjadi budak-budak kehinaan dengan menjual kemuliaan kepada musuh-musuh Islam.Mereka menukar Aqidah dengan mendapatkan sedikit kenikmatan dunia.
Bersamaan dengan kehinaan yg menimpa umat ini, muncullah racun kebebasan,liberalisme,dan kebangsaan yg di jajakan dengan bahasa-bahasa islami.Sehingga Aqidah yg lurus digantikan dengan aqidah-aqidah bathil.
Namun Allah shubhanallahu wa ta'alaa berjanji akan tetap memenangkan dien-Nya walaupun orang-orang musryik tidak senang. Dan Allah shubhanallahu wa ta;alaa akan tetap menyempurnakan cahayanya dengan munculnya ath Thoifah al mansurah -kelompok yg mendapatkan pertolongan.Dengannya Islam ini akan jaya dan kembali mulia. maka kebutuhan ummat terhadapnya tidak dapat ditawar lagi.Ia adalah merupakan sumbu yg akan meledakkan shohwah islamiyah- kebangkitan Islam keseluruh penjuru dunia di barat dan timur.
BEDA MUJAHID DAN KHOWARIJ
Telah datang tuduhan-tuduhan keji yg di luncurkan dari orang-orang munafik dan pengembos-pengembos kepada penegak syari'at.Tujuannya adalah menjauhkan umat kepada jihad dan mujahidin dan bahwa mereka adalah kelompok kesesatan.Hasilnya bnyak dari umat islam yg tidak bisa membedakan antara khowarij , bughot , dan mujahid fie sabilillah.Sehingga kesimpulan mereka bahwa siapa saja yg melawan penguasa adalah khowarij.
Maka wajib bagi kita untuk mengetahui pokok-pokok pemikiran khowarij, sehingga kita dapat membedakannya dan tidak zalim kepada para mujahidin. Sebaliknya wajib bagi kita untuk menjauhi kitab-kitab serta fatwa-fatwa para pencela jihad dan mengarahkan umat untuk menjauhinya pula.
Diantara sifat-sifat khowarij antara lain :
- Al Hafidz ibnu hajar dalam fathul bari 12/296 mengatakan : sedangkan khowarij jama' dari khorijatun yaitu sebuah kelompok.mereka adalah kelompok ahlul bid'ah dinamakan demikian karena mereka keluar dari ad dien.dan keluarnya mereka dari orang pilihan ( kholifah ) kaum muslimin.
kami katakan, apakah para mujahidin hari ini keluar dari dien ? atau malah keluarnya mereka dari negeri ini demi dien ini, dan mengorbankan seluruh harta, jiwa dan raga di jalan Allah shubhanahu wa ta 'alaa. ? mereka berusaha mengembalikan syari'at Islam ketika telah di singkirkan oleh para thogut . dan apakah para mujahid ini telah keluar dari kekhalifahan, atau mereka keluar dari sejelek-jelek makhluk yang telah menggantikan syari'at Allah shubhanahu wa ta'alaa dan berbuat kerusakan di muka bumi , mencela Allah dan Rasul-Nya serta melindungi kemungkaran yg nyata ?
- Dr. fadhil umar al asyqor mengatakan : khowarij telah menghalalkan darah dan harta umat islam, dan mengira bahwa yg mereka lakukan di atas kebenaran ( Al adwa as sunniyah :12 -13 ).
Ahmad salam berkata : " mereka adalah orang-orang yg menghalalkan darah orang-orang muslim ( ma ana Alaihi wa ashabi : 36 )
" Dari Aisyah RA dia berkata : Rasulullah saw telah menyebutkan tentang khowarij , beliau bersabda : mereka adalah sejelek -jelek umatku yg memrangi sebaik -baik umatku . ( fathul bari 12 : 286 sanadnya hasan ).
Ibnu umar menganggap mereka adalah sejelek-jelek makhluk, di karenakan mereka menjadikan ayat-ayat yg di turunkan kepada orang -orang kafir mereka tempatkan kepada orang-orang muslim . ( Tahaqiq Mawaqifus shahabah 2 : 195 ).
LIHATLAH ! apakah para mujahidintelah menghalalkan darah kaum muslimin ? ataukah justru para thogut yg telah menghalalkan darah para ulama'. dan kaum muslimin untuk di persembahkan kepada majikannya Amerika ? ketahuilah para bahwa para mujahidin berjihad tidak lain adalah demi membela saudaranya yg terbantai , tertindas dan berusaha melindungi mereka dari cengkraman para thogut dan pasukannya.Apakah pantas mereka di juluki khawarij ?
- Dalam majmu' fatawa ( 20 /104 ) syaikhul Islam ibnu Taimiyah berkata : " Dosa dan kesalahan ahlu bid'ah adalah karena meninggalkan apa yg telah di perintahkan kepada mereka, yaitu mengikuti sunnah Nabi dan menetapi jama'ah kaum muslimin.Akar bid'ah khawarij adalah keyakinan mereka bahwa mentaati Rasul hukumnya tidak wajib bila bertentangan dengan teks Al Qur'an menurut presepsi mereka.Sikap tersebut adalah merupakan salah satu bentuk meninggalkan kewajiban ". Dalam kesempatan lain beliau menambahkan : " Kaum khawarij beranggapan bahwa Rasul bisa berbuat zhalim dan tersesat dalam sunnahnya,oleh karena itu menurut mereka mentaati dan mengikuti Rasul bukanlah suatu keharusan.Mereka hanya mempercayai apa yg di sampaikan rasul di dalam Al Qur'an, adapun As Sunnah yg menurut mereka bertentangan dengan tekstual Al Qur'an, tidaklah mereka terima ( silahkan lihat majmu' fatawa,19/73 ).
Sangat jauh sifat tersebutpada para pejuang-pejuang Islam. lihatlah Syaikh Abdullah Azzam , Syaikh Usamah, Syaikh Aiman dan ulama' lainnya.Tidak kita dapatkan pendapat-pendapat mereka, kecuali merujuk pada Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman salaf.Dan perjuangan mereka tidak lain adalah untuk mengembalikan umat kepada pemahaman yg lurus, yaitu pemahaman salaful ummah.
Ringkasnya bahwa , mereka tidaklah pantas di tuduh khawarij.sedangkan orang-orang menuduh khawarij, maka sebenarnya mereka itu ikut menebak saja. kepada oarang yg telah menjuluki syaikh Usamah dan yg lainnya yg teluah keluar dari pemerintah.
BEDA MUJAHID DENGAN AHLU BUGHOT.
kalau kita menengok banyak tulisan -tulisan yg berisi fitnah yg menyatakan khawarij adalah orang-orang yg keluar memberontak kepada Imam yg sah.Dan sunggguh pengertian ini tidaklah mengandung kebenaran sedikitpun .Sesungguhnya orang yg memberontak kepada pemerintah yg sah karena takwil adalah ahlu baghyi ( bughot ) . memang bisa jadi mereka itu khawarij , tapi tapi mereka dikatakan khawarij bukan karena mereka memberontak kepada penguasa, akan tetapi mereka di katakan khawarij karena Aqidah mereka.Lihatlah apa yg disampaikan oleh Imam Asy Syaukani berikut ini.
Sedangkan bughot adalah siapa saja yg keluar dari ketaatan Imam yg telah Allah wajibkan atas hambanya. Dan mencela atas Imam tersebut serta berusaha menegakkan kebaikan dan mencegah kerusakan dengan tanpa ilmu dan bukan tujuan menasehati. ( Sailul Jarrorr 4/556 ).
Sedangkan hukum yg di terapkan di berbagai negeri yg nota bene Islam bukanlah hukum Islam. bahkan dengan lantang mengumumkan bahwa negaranya bukanlah negara Islam.Hal itulah yg menyebabkan kerusakan Akhlak m ekonomi , serta politik dan lain sebagainya.Dan keluar dari ketaatan mereka adalah jihad fie sabilillah.
Imam Ibnu Hazm berkata : " sedang siapa saja yg mengajak kepada amar ma'ruf nahi munkar dan mengamalkan Al Qur'an dan As Sunnnah serta menghukumi manusia dengan Adil bukanlah bughot.sednagkan bughot adalah orang yg menyelisihi hal tersebut.Dan hanya kepada Allah lah kita memohon Taufiq" ( al Muhalla ,11/335 ).
Ibnu Hajar juga berkata : " Sedang siapa saja yg keluar dari ketaatan Imam yg jaair ( banyak dosa ) dalam rangka menjaga harta dan nyawanya atau saudaranya , maka dia di beri udzur dan tidak berhak di bunuh. Dan hendaklah dia menjaga harta , jiwa dan keluarganya dengan sekemampuannya " ( Fathul bari 12/ 315 ).
Jika pemimpin yg jaair saja demikian , bagimana dengan yg kafir ?
barkata Imam Ibnu hajar berkata : " seandainya jika da setiap ikhtilaf - perbedaan- dan fitnah yg menimpa umat Islam disikapi lari darinya, dengan tetap tinggal di rumah dan tidak menghunus pedang, maka tidak mungkin hukum dapat di tegakkan.Dan tidaklah kebathilan itu menjadi bathil dan sirna.Dan sungguh akan kita dapatkan para pelaku kerusakan leluasa melakukan kerusakan dengan merampas harta dan menumpahkan darah serta melecehkan para wanita. Kemudian ada yg berkata : " Kita tahan untuk tidak memerangi mereka dan mencegah ummat agar tidak memeranginya, dengan mengatakan bahwa ini adalah fitnah dan kita dilarang untuk memeranginya mereka. Sungguh , ini adalah menyelisihi Islam dengan mengambil pendapat orang bodoh " (fathul bari 13 /37 ).
Sungguh benra apa yg dikatakan Ibnu hajar sepertinya beliau berbicara pada zaman kita hari ini.Inilah peringatan orang-orang yg mau berfikir.Mereka yg sadar akan perjuangan dan Jihad ini.Dan tidak mau hidup dalam kehinaan terus menerus.
Maka mengkafirkan orang-orang yg telah Allah shubhanahu wa ta 'alaa kafirkan, demikian juga memerangi orang-orang yg telah di wajibkan syari'at untuk di peranginya , adalah hal terpuji terhadap setiap pelakunya.Sedangkan orang-orang yg menjuluki khawarij atau khoriji atau julukan lainnya dengan tujuan mencelanya maka hakekatnya mereka telah mencela bagian dari dien ini.
Dan mencela sebagian dari dien ini menejerumuskan seseorang ke dalam kekufuran tanpa ia sadari. Semoga Allah Ta'alaa menjaga kita dari penyimpangan-penyimpangan khawarij dan murji'ah, dan meneguhkan kita di jalan kebenaran. Amiin.
sumber : An Najah.
Senin, 27 Juni 2011
Pernikahan yang Sesuai Islam
Alhamdulillah, kurang lebih 1 bulan lagi insya Allah saya berencana menikah.
Tapi ada beberapa hal yang saya belum mengerti hukumnya, terkait pengadaan acara resepsi pernikahan.
1. Bagaimana hukum pelaminan laki-laki dan perempuan yang menjadi satu? Apakah mubah? Atau harus dipisah supaya tamu laki-laki dan perempuan tidak ikhtilat?
Yang saya baca ikhtilat tidak boleh, jadi insya Allah saya niatkan pernikahan yang tidak ikhtilat, tapi saya belum mengerti hukum tentang pelaminan ini..
Karena ada juga yang bilang katanya sebaiknya tidak ada pelaminan karena bisa menjadi fasilitator mempelai perempuan dipandangi banyak non mahram dan untuk melayani tamu sebaiknya tanpa pelaminan. Mohon penjelasan tentang pelaminan ini ustadz..
2. Bagaimana hukum musik dalam pernikahan?
Saya bingung, karena saya baca ada banyak pendapat
3. Bagaimana hukum foto-foto bersama tamu dalam acara pernikahan, apakah termasuk ikhtilat?
4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan supaya pernikahan sesuai syariat?
Terima kasih banyak ustadz. Mohon doanya semoga proses menuju ke pernikahan ini lancar..
asy-syifa
Walimah pernikahan adalah sunnah muakkadah menurut jumhur ulama berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari dari Anas bin Malik bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat bekas kuning pada Abdurrahman bin Auf, maka beliau bersabda: "Apa ini?" Dia menjawab; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya baru menikahi wanita dengan maskawin seberat biji kurma." Lalu beliau bersabda: "Semoga Allah memberkati perkawinanmu, adakanlah walimah walaupun hanya dengan seekor kambing."
Juga riwayat lainnya dari Imam Muslim dari Anas berkata; "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan jamuan makan (walimah) terhadap para istrinya -Abu kamil berkata- terhadap para istri-istrinya, seperti jamuan yang beliau adakan waktu menikahi Zainab. Ketika itu beliau menyembelih kambing."
Karena pernikahan didalam islam merupakan amal ketaatan kepada Allah swt maka perlu dihindari berbagai acara yang didalamnya terdapat perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan-aturan Allah swt yang bisa menyebabkan hilangnya keberkahan didalamnya.
Diantara hal-hal yang seharusnya dihindari dalam acara walimatul ‘urs (pesta pernikahan):
1. Menghindari terjadinya ikhtilath (percampuran) antara para undangan laki-laki dan perempuan dalam satu majlis, termasuk dalam hal ini menyandingkan pengantin pria dan wanita di pelaminan yang disaksikan oleh seluruh undangan yang hadir sementara diantara mereka ada yang shaleh, fasik atau mungkin kafir.
Biasanya setelah disandingkan maka para undangan baik laki-laki dan perempuan berbaris memberikan ucapan kepada kedua mempelai secara bergantian yang memungkinkan terjadi persentuhan kulit atau pandangan kepada yang bukan mahramnya dan tak disangsikan lagi hal ini bisa mengundang fitnah.
Jika pada acara itu para undangan diberikan kesempatan untuk memberian ucapan selamat hendaklah para undangan pria hanya memberikan ucapan selamat kepada pengantin pria saja begitu juga dengan para undangan wanita cukup memberikan ucapan selamat kepada pengantian wanita saja sehingga tidak terjadi ikhtilat diantara mereka.
Termasuk ikhtilath adalah pengambilan foto atau gambar kedua mempelai dengan para undangan yang hadir baik dengan menggunakan kamera maupun video.
Firman Allah swt :
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.” (QS. An Nur : 30 – 31)
2. Tidak menghadirkan lagu-lagu atau para penyanyi baik laki-laki maupun perempuan yang dapat melalaikan si pendengar dari dzikrullah atau dapat membangkitkan syahwat mereka. Hindari pula penggunaan alat-alat musik didalam walimah pernikahan ini kecuali duff (rebana).
Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah bahwa ia menyerahkan pengantin wanita kepada seorang laki-laki dari kalangan Anshar. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Wahai Aisyah, apakah tidak ada hiburan, sebab orang-orang Anshar senang akan hiburan?."
Imam Bukhari meriwayatkan dari Khalid bin Dzakwan ia berkata; Ar Rubayyi' binti Mu'awwidz bin 'Afran berkata; suatu ketika, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk saat aku membangun mahligai rumah tangga (menikah). Lalu beliau duduk di atas kasurku, sebagaimana posisi dudukmu dariku. Kemudian para budak-budak wanita pun memukul rebana dan mengenang keistimewaan-keistimewaan prajurit yang gugur pada saat perang Badar.”
Dibolehkan bagi anda menghadirkan nasyid-nasyid islamiyah (senandung-senandung islami) yang tidak menggunakan peralatan musik.
Markaz al Fatwa menyebutkan bahwa tidak mengapa mendengarkan nasyid-nasyid didalam beberapa kesempatan, diantaranya pada walimah pernikahan jika tidak mengandung musik dan suara-suara yang menyerupai musik (Markaz al Fatwa No. 19596)
Hal-hal lain yang perlu anda perhatikan didalam melaksanakan walimah pernikahan kelak agar sesuai dengan syariat adalah :
1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya tetapi juga oang-orang miskin.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwa ia berkata; "Seburuk-buruk jamuan adalah jamuan walimah, yang diundang sebatas orang-orang kaya, sementara orang-orang miskin tidak diundang. Siapa yang tidak memenuhi undangan maka sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam."
2. Menghindari prilaku mubazir didalam pernikahan, termasuk menyebarkan undangan yang terlalu banyak melebihi seharusnya. Firman Allah swt
3. Hendaknya para undangan mendoakan kedua mempelai dengan doa-doa yang disyariatkan, seperti :
"BAARAKALLAAHU LAKA WA BAARAKA 'ALAIKA WA JAMA'A BAINAKUMAA FII KHAIRIN" (Semoga Allah memberkahimu dan senantiasa memberkahimu dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan." (HR. Abu Daud)
“ALLAHUMMA BAARIK FIIHIMA WA BAARIK FII ABNAAIHIMA” (Ya Allah berkahilah mereka berdua dan berkahilah bagi mereka berdua pada anak-anak mereka berdua.” (HR. Ath Thabrani)
4. Meminta mahar yang paling mudah bagi si lelaki.
Abu Daud meriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah.”
Wallahu A’lam
Tapi ada beberapa hal yang saya belum mengerti hukumnya, terkait pengadaan acara resepsi pernikahan.
1. Bagaimana hukum pelaminan laki-laki dan perempuan yang menjadi satu? Apakah mubah? Atau harus dipisah supaya tamu laki-laki dan perempuan tidak ikhtilat?
Yang saya baca ikhtilat tidak boleh, jadi insya Allah saya niatkan pernikahan yang tidak ikhtilat, tapi saya belum mengerti hukum tentang pelaminan ini..
Karena ada juga yang bilang katanya sebaiknya tidak ada pelaminan karena bisa menjadi fasilitator mempelai perempuan dipandangi banyak non mahram dan untuk melayani tamu sebaiknya tanpa pelaminan. Mohon penjelasan tentang pelaminan ini ustadz..
2. Bagaimana hukum musik dalam pernikahan?
Saya bingung, karena saya baca ada banyak pendapat
3. Bagaimana hukum foto-foto bersama tamu dalam acara pernikahan, apakah termasuk ikhtilat?
4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan supaya pernikahan sesuai syariat?
Terima kasih banyak ustadz. Mohon doanya semoga proses menuju ke pernikahan ini lancar..
asy-syifa
Jawaban
Waalaikumussalam Wr WbWalimah pernikahan adalah sunnah muakkadah menurut jumhur ulama berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari dari Anas bin Malik bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihat bekas kuning pada Abdurrahman bin Auf, maka beliau bersabda: "Apa ini?" Dia menjawab; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya baru menikahi wanita dengan maskawin seberat biji kurma." Lalu beliau bersabda: "Semoga Allah memberkati perkawinanmu, adakanlah walimah walaupun hanya dengan seekor kambing."
Juga riwayat lainnya dari Imam Muslim dari Anas berkata; "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadakan jamuan makan (walimah) terhadap para istrinya -Abu kamil berkata- terhadap para istri-istrinya, seperti jamuan yang beliau adakan waktu menikahi Zainab. Ketika itu beliau menyembelih kambing."
Karena pernikahan didalam islam merupakan amal ketaatan kepada Allah swt maka perlu dihindari berbagai acara yang didalamnya terdapat perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan-aturan Allah swt yang bisa menyebabkan hilangnya keberkahan didalamnya.
Diantara hal-hal yang seharusnya dihindari dalam acara walimatul ‘urs (pesta pernikahan):
1. Menghindari terjadinya ikhtilath (percampuran) antara para undangan laki-laki dan perempuan dalam satu majlis, termasuk dalam hal ini menyandingkan pengantin pria dan wanita di pelaminan yang disaksikan oleh seluruh undangan yang hadir sementara diantara mereka ada yang shaleh, fasik atau mungkin kafir.
Biasanya setelah disandingkan maka para undangan baik laki-laki dan perempuan berbaris memberikan ucapan kepada kedua mempelai secara bergantian yang memungkinkan terjadi persentuhan kulit atau pandangan kepada yang bukan mahramnya dan tak disangsikan lagi hal ini bisa mengundang fitnah.
Jika pada acara itu para undangan diberikan kesempatan untuk memberian ucapan selamat hendaklah para undangan pria hanya memberikan ucapan selamat kepada pengantin pria saja begitu juga dengan para undangan wanita cukup memberikan ucapan selamat kepada pengantian wanita saja sehingga tidak terjadi ikhtilat diantara mereka.
Termasuk ikhtilath adalah pengambilan foto atau gambar kedua mempelai dengan para undangan yang hadir baik dengan menggunakan kamera maupun video.
Firman Allah swt :
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
Artinya : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.” (QS. An Nur : 30 – 31)
2. Tidak menghadirkan lagu-lagu atau para penyanyi baik laki-laki maupun perempuan yang dapat melalaikan si pendengar dari dzikrullah atau dapat membangkitkan syahwat mereka. Hindari pula penggunaan alat-alat musik didalam walimah pernikahan ini kecuali duff (rebana).
Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah bahwa ia menyerahkan pengantin wanita kepada seorang laki-laki dari kalangan Anshar. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Wahai Aisyah, apakah tidak ada hiburan, sebab orang-orang Anshar senang akan hiburan?."
Imam Bukhari meriwayatkan dari Khalid bin Dzakwan ia berkata; Ar Rubayyi' binti Mu'awwidz bin 'Afran berkata; suatu ketika, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk saat aku membangun mahligai rumah tangga (menikah). Lalu beliau duduk di atas kasurku, sebagaimana posisi dudukmu dariku. Kemudian para budak-budak wanita pun memukul rebana dan mengenang keistimewaan-keistimewaan prajurit yang gugur pada saat perang Badar.”
Dibolehkan bagi anda menghadirkan nasyid-nasyid islamiyah (senandung-senandung islami) yang tidak menggunakan peralatan musik.
Markaz al Fatwa menyebutkan bahwa tidak mengapa mendengarkan nasyid-nasyid didalam beberapa kesempatan, diantaranya pada walimah pernikahan jika tidak mengandung musik dan suara-suara yang menyerupai musik (Markaz al Fatwa No. 19596)
Hal-hal lain yang perlu anda perhatikan didalam melaksanakan walimah pernikahan kelak agar sesuai dengan syariat adalah :
1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya tetapi juga oang-orang miskin.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwa ia berkata; "Seburuk-buruk jamuan adalah jamuan walimah, yang diundang sebatas orang-orang kaya, sementara orang-orang miskin tidak diundang. Siapa yang tidak memenuhi undangan maka sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam."
2. Menghindari prilaku mubazir didalam pernikahan, termasuk menyebarkan undangan yang terlalu banyak melebihi seharusnya. Firman Allah swt
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا ﴿٢٦﴾
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا ﴿٢٧﴾
Artinya : “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isra : 26 – 27)إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا ﴿٢٧﴾
3. Hendaknya para undangan mendoakan kedua mempelai dengan doa-doa yang disyariatkan, seperti :
"BAARAKALLAAHU LAKA WA BAARAKA 'ALAIKA WA JAMA'A BAINAKUMAA FII KHAIRIN" (Semoga Allah memberkahimu dan senantiasa memberkahimu dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan." (HR. Abu Daud)
“ALLAHUMMA BAARIK FIIHIMA WA BAARIK FII ABNAAIHIMA” (Ya Allah berkahilah mereka berdua dan berkahilah bagi mereka berdua pada anak-anak mereka berdua.” (HR. Ath Thabrani)
4. Meminta mahar yang paling mudah bagi si lelaki.
Abu Daud meriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah.”
Wallahu A’lam
Kamis, 23 Juni 2011
“ Menggugat Kasus Propaganda Televisi “
Oleh: Muhammad Faisal, SPd, M. MPd *
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Assalamu’alaikum Wr Wb
Sesungguhnya Segala puja dan puji hanya milik Alloh SWT Rabb semesta Alam dan tidak ada sekutu tandinganNya, kita memujinya dan kita patut menyembah kepadaNya jua, dan Shalawat serta Salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasululloh SAW yang telah membawa umatnya dari zaman gelap gulita menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya illahi Rabbi Alloh SWT, beserta Keluarganya, Shahabatnya, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan pengikut setianya hingga akhir zaman, dan semoga saja kita termasuk didalamnya yang membela ajaran Rasululloh SAW hingga akhir zaman walau badai fitnah dan syubhat merajalela untuk memerangi musuh-musuh Alloh dan RasulNya. Amien Ya Mujibas Saliem.
“ Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian “. (QS. Al-‘Ashr: 2)
“ Sesungguhnya Sebaik-baik Petunjuk adalah Kitabulloh Al-Qur’an, dan sebaik-baik petunjuk adalah Sunnahnya Rasululloh (HadistNya), dan setiap petunjuk yang tidak ada contohnya dari kami adalah perbuatan Bid’ah yakni tidak ada contoh sebelumnya dari Rasululloh, dan setiap yang tidak ada contohnya dari Rasululloh tempatnya ialah kekal di Neraka “. (HR. Muttafaq’ Alaih yakni Bukhari dan Muslim).
Orang yang beriman mengetahui bahwa ia akan berdiri di hadapan Alloh dan akan diminta pertanggungjawabannya mengenai apa yang dilihatnya dengan kehendaknya dan apa yang didengarnya dengan ikhtiarnya. Alloh Azza wa Jalla berfirman: “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya “. (QS. Al-Isra’: 36). Wahai kaum muslimin yang mulia, kita pada saat ini akan memb icarakan tentang suatu “ fitnah “ (bencana) yang telah memasuki setiap rumah, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Alloh dan mereka itu sangat jarang.
Pembicaraan yang akan kami kemukakan kepada kalian pada saat ini tidak akan kekurangan kejujuran dan akan sangat jelas: “ Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata “. (QS. Al-Anfaal: 42). Dan Tulisan kali ini kami akan mengangkat judul “ Menggugat Kasus Propaganda Televisi “. Itulah terdakwa yang senantiasa berada disebagian besar rumah kaum muslimin, bahkan yang anehnya berada dalam majlis-majlis mereka dan kamar-kamar tidur mereka. Ia bukan terdakwa karena mencuri harta dan perabotan. Ia terdakwa karena mencuri izzah’ (Kehormatan) dan kesucian. Ia terdakwa karena mencuri nilai-nilai dan moral. Supaya kita tidak mengada-ada atasnya, mari kita membuka lembaran kasus dan dakwaan. Televise terdakwa dengan Sembilan belas kasus propagandanya, setiap kasus mampu menghancurkan aspek besar dari masyarakat:
1. Ia terdakwa melatih pemuda/remaja untuk melakukan kekerasan.
2. Ia terdakwa memotivasi untuk berbuat kekejian dan menyebarkan kenistaan di tengah para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan.
3. Terdakwa melatih para penjahat dengan seni terbaru untuk mencuri, menggeledah rumah dan membuka kunci.
4. Terdakwa memotivasi kaum wanita untuk durhaka kepda suaminya sehingga menyebabkan terjadinya banyak sekali perceraian dan keretakan rumah tangga.
5. Terdakwaa melenyapkan akhlak yang mulia dan menyebarkan akhlak yang rendah seperti dusta, khianat, kefasikan, kesia-siaan dan lain sebagainya.
6. Mengingkari nilai-nilai dan tradisi-tradisi Islam serta menggambarkannya dengan image yang terbelakang.
7. Melalaikan para thulabul ilmi/pelajar dari pelajaran mereka dan menyia-nyiakan waktu mereka.
8. Membahayakan kesehatan karena lama duduk di hadapan televisi.
9. Upaya menghancurkan ekonomi umat Islam.
10. Mencemari aqidah Tauhid anak-anak, yang anehnya di Televisi banyak aqidah pelajaran non Muslim.
11. Membunuh ghirah (kecemburuan) laki-laki terhadap istri mereka dan mahram mereka.
12. Melemahkan aqidah Al-Wala’ wal Bara’ (loyalitas dan benci) yang dimiliki kaum muslimin, yang aneh pula sekarang adalah umat Islam loyalitas terhadap non Muslim dan benci terhadap saudara Muslim lainnya yang berani melawan makar-makar musuh Islam.
13. Mencemari sejarah Islam melalui cara apa yang dinamakan dengan “ Serial Agama “.
14. Kedua orang tua tidak lagi memperhatikan putra-putri mereka dan kemaslahatan mereka, karena mereka sibuk dengan acara televisi.
15. Menyia-nyiakan kekayaan bangsa untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
16. Memotivasi untuk merokok dan hal-hal yang tidak ada syari’atnya dicontohkan oleh Rasululloh.
17. Propaganda kepada nasionalisme dan memporak-porandakan persatuan Islam.
18. Menyebabkan kaum muslimin malas untuk beribadah.
19. Menumbangkan bahasa Arab/bahasa Negara sendiri dan menyebarkan lughah ‘ammiyyah (bahasa pasaran/bahasa gaul) di tengah-tengah masyarakat.
Inilah beberapa contoh kasus yang ada di Televisi, apakah kita masih mau memakainya??? (jawabannya ada dikalian), kalau menurut saran kami sudah saatnya televisi menjadi bahan tontanan yang baik bagi umat Islam yang memberitakan tentang wawasan keIslaman, dan sudah saatnya pula umat Islam mempunyai Televisi Muslim sendiri disetiap Negara agar Televisi yang ada yang memberitakan bahwa Islam itu agama kekerasan atau teroris, padahal sesungguhnya Televisilah yang keras dan teroris yang memusuhi umat Islam dengan pemberitaan yang tidak mendukung umat Islam serta mereka buat propaganda untuk memusuhi Islam dan kaum Muslimin dan mendukung kepentingan kaum Yahudi dan kaum Kafirin.
Sebagaimana Alloh menjelaskan dalam ayatNya: “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk (yang benar)". Bahwa mereka kaum musuh-musuh Islam dengan berbagai cara mereka seolah-olah menyedutkan Islam dengan propaganda melalui media massa yang utama Televisi yang anehnya Televisi pula yang menghancurkan ghirah (semangat) Kaum Muslimah yang sudah memakai Hijab tidak lagi memakai Hijab padahal telah ditegaskan oleh Alloh dalam sebuah firmanNya: “ Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang “. (QS. Al-Ahzab: 59). Alhamdulillah ketika kami baca sebuah buku karya Ukhti Yuliana yang judulnya Cahaya Ilahi Dari Gaza Untuk Insan Atheis (Kisah Islami Penggugah Hati), Penerbit: Birrul Walidain-Hongkong yang bekerjasama dengan Voa-Islam isinya sangat baik dibaca Muslimah serta Buku Menjadi Mutiara Terindah, Karya: Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al-Jarullah, Penerbit: Pustaka Arafah-Solo yang isinya sarat dengan dalil dan patut dibaca mulimah dambaan Islam. Semoga tulisan singkat kami ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan renungan bagi Muslim lainnya. Fastabiqul Khoirot (mari kita berlomba dalam kebajikan), semoga dapat bermanfaat. Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab, Nuun Walqolami’ wamaa’ Yasthuruun, Subhanakallohhumma’ Wabihamdhikaa’ Ashadu’ala ilaahaa’ illa Anta Astaqfirukaa Wa’athubuh ilaa’ikaa. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil’ Alamien.
Bekasi, 10-06-2011
Penulis Risalah/Tulisan ini:
Muhammad Faisal, SPd, M, MPd (Abu Jundulloh alJawy AlBantani)
Pembina Gerakan Anti Pemurtadan Bekasi (GPAPB)
Maraji’/Catetan Kaki:
· Buku Televisi Manfaat & Mudarat, Penulis: Syaikh Dr. Awadl Manshur, Penerbit: Fikahati Aneska, Jakarta, Cetakan 2, Agustus 1996.
· Buku Adakah SANDIWARA (SINETRON, FILM, DLL) Islami…?, Penulis: Syaikh DR. Bakar bin ‘Abdillah Abu Zaid, Penerbit: Pustaka Ulil Albab, Bogor, Cetakan 1, November 2005.
· Buku Terdakwa Utama Menggugat Televisi, Penulis: Syaikh Wahid Abdus Salam Bali, Pernerbit: Darul Haq, Jakarta, Cetakan 1, September 2002.
· Buku Anak Muda Nyalakan Semangatmu!, Penulis: Samudera, Sukoharjo-Jawa Tengah, Cetakan 1, Februari 2007.
silahkan disebarkan risalah berharga ini, semoga menjadi ladang amal!!!
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Assalamu’alaikum Wr Wb
Sesungguhnya Segala puja dan puji hanya milik Alloh SWT Rabb semesta Alam dan tidak ada sekutu tandinganNya, kita memujinya dan kita patut menyembah kepadaNya jua, dan Shalawat serta Salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasululloh SAW yang telah membawa umatnya dari zaman gelap gulita menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya illahi Rabbi Alloh SWT, beserta Keluarganya, Shahabatnya, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan pengikut setianya hingga akhir zaman, dan semoga saja kita termasuk didalamnya yang membela ajaran Rasululloh SAW hingga akhir zaman walau badai fitnah dan syubhat merajalela untuk memerangi musuh-musuh Alloh dan RasulNya. Amien Ya Mujibas Saliem.
“ Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian “. (QS. Al-‘Ashr: 2)
“ Sesungguhnya Sebaik-baik Petunjuk adalah Kitabulloh Al-Qur’an, dan sebaik-baik petunjuk adalah Sunnahnya Rasululloh (HadistNya), dan setiap petunjuk yang tidak ada contohnya dari kami adalah perbuatan Bid’ah yakni tidak ada contoh sebelumnya dari Rasululloh, dan setiap yang tidak ada contohnya dari Rasululloh tempatnya ialah kekal di Neraka “. (HR. Muttafaq’ Alaih yakni Bukhari dan Muslim).
Orang yang beriman mengetahui bahwa ia akan berdiri di hadapan Alloh dan akan diminta pertanggungjawabannya mengenai apa yang dilihatnya dengan kehendaknya dan apa yang didengarnya dengan ikhtiarnya. Alloh Azza wa Jalla berfirman: “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya “. (QS. Al-Isra’: 36). Wahai kaum muslimin yang mulia, kita pada saat ini akan memb icarakan tentang suatu “ fitnah “ (bencana) yang telah memasuki setiap rumah, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Alloh dan mereka itu sangat jarang.
Pembicaraan yang akan kami kemukakan kepada kalian pada saat ini tidak akan kekurangan kejujuran dan akan sangat jelas: “ Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata “. (QS. Al-Anfaal: 42). Dan Tulisan kali ini kami akan mengangkat judul “ Menggugat Kasus Propaganda Televisi “. Itulah terdakwa yang senantiasa berada disebagian besar rumah kaum muslimin, bahkan yang anehnya berada dalam majlis-majlis mereka dan kamar-kamar tidur mereka. Ia bukan terdakwa karena mencuri harta dan perabotan. Ia terdakwa karena mencuri izzah’ (Kehormatan) dan kesucian. Ia terdakwa karena mencuri nilai-nilai dan moral. Supaya kita tidak mengada-ada atasnya, mari kita membuka lembaran kasus dan dakwaan. Televise terdakwa dengan Sembilan belas kasus propagandanya, setiap kasus mampu menghancurkan aspek besar dari masyarakat:
1. Ia terdakwa melatih pemuda/remaja untuk melakukan kekerasan.
2. Ia terdakwa memotivasi untuk berbuat kekejian dan menyebarkan kenistaan di tengah para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan.
3. Terdakwa melatih para penjahat dengan seni terbaru untuk mencuri, menggeledah rumah dan membuka kunci.
4. Terdakwa memotivasi kaum wanita untuk durhaka kepda suaminya sehingga menyebabkan terjadinya banyak sekali perceraian dan keretakan rumah tangga.
5. Terdakwaa melenyapkan akhlak yang mulia dan menyebarkan akhlak yang rendah seperti dusta, khianat, kefasikan, kesia-siaan dan lain sebagainya.
6. Mengingkari nilai-nilai dan tradisi-tradisi Islam serta menggambarkannya dengan image yang terbelakang.
7. Melalaikan para thulabul ilmi/pelajar dari pelajaran mereka dan menyia-nyiakan waktu mereka.
8. Membahayakan kesehatan karena lama duduk di hadapan televisi.
9. Upaya menghancurkan ekonomi umat Islam.
10. Mencemari aqidah Tauhid anak-anak, yang anehnya di Televisi banyak aqidah pelajaran non Muslim.
11. Membunuh ghirah (kecemburuan) laki-laki terhadap istri mereka dan mahram mereka.
12. Melemahkan aqidah Al-Wala’ wal Bara’ (loyalitas dan benci) yang dimiliki kaum muslimin, yang aneh pula sekarang adalah umat Islam loyalitas terhadap non Muslim dan benci terhadap saudara Muslim lainnya yang berani melawan makar-makar musuh Islam.
13. Mencemari sejarah Islam melalui cara apa yang dinamakan dengan “ Serial Agama “.
14. Kedua orang tua tidak lagi memperhatikan putra-putri mereka dan kemaslahatan mereka, karena mereka sibuk dengan acara televisi.
15. Menyia-nyiakan kekayaan bangsa untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
16. Memotivasi untuk merokok dan hal-hal yang tidak ada syari’atnya dicontohkan oleh Rasululloh.
17. Propaganda kepada nasionalisme dan memporak-porandakan persatuan Islam.
18. Menyebabkan kaum muslimin malas untuk beribadah.
19. Menumbangkan bahasa Arab/bahasa Negara sendiri dan menyebarkan lughah ‘ammiyyah (bahasa pasaran/bahasa gaul) di tengah-tengah masyarakat.
Inilah beberapa contoh kasus yang ada di Televisi, apakah kita masih mau memakainya??? (jawabannya ada dikalian), kalau menurut saran kami sudah saatnya televisi menjadi bahan tontanan yang baik bagi umat Islam yang memberitakan tentang wawasan keIslaman, dan sudah saatnya pula umat Islam mempunyai Televisi Muslim sendiri disetiap Negara agar Televisi yang ada yang memberitakan bahwa Islam itu agama kekerasan atau teroris, padahal sesungguhnya Televisilah yang keras dan teroris yang memusuhi umat Islam dengan pemberitaan yang tidak mendukung umat Islam serta mereka buat propaganda untuk memusuhi Islam dan kaum Muslimin dan mendukung kepentingan kaum Yahudi dan kaum Kafirin.
Sebagaimana Alloh menjelaskan dalam ayatNya: “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk (yang benar)". Bahwa mereka kaum musuh-musuh Islam dengan berbagai cara mereka seolah-olah menyedutkan Islam dengan propaganda melalui media massa yang utama Televisi yang anehnya Televisi pula yang menghancurkan ghirah (semangat) Kaum Muslimah yang sudah memakai Hijab tidak lagi memakai Hijab padahal telah ditegaskan oleh Alloh dalam sebuah firmanNya: “ Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang “. (QS. Al-Ahzab: 59). Alhamdulillah ketika kami baca sebuah buku karya Ukhti Yuliana yang judulnya Cahaya Ilahi Dari Gaza Untuk Insan Atheis (Kisah Islami Penggugah Hati), Penerbit: Birrul Walidain-Hongkong yang bekerjasama dengan Voa-Islam isinya sangat baik dibaca Muslimah serta Buku Menjadi Mutiara Terindah, Karya: Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al-Jarullah, Penerbit: Pustaka Arafah-Solo yang isinya sarat dengan dalil dan patut dibaca mulimah dambaan Islam. Semoga tulisan singkat kami ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan renungan bagi Muslim lainnya. Fastabiqul Khoirot (mari kita berlomba dalam kebajikan), semoga dapat bermanfaat. Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab, Nuun Walqolami’ wamaa’ Yasthuruun, Subhanakallohhumma’ Wabihamdhikaa’ Ashadu’ala ilaahaa’ illa Anta Astaqfirukaa Wa’athubuh ilaa’ikaa. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil’ Alamien.
Bekasi, 10-06-2011
Penulis Risalah/Tulisan ini:
Muhammad Faisal, SPd, M, MPd (Abu Jundulloh alJawy AlBantani)
Pembina Gerakan Anti Pemurtadan Bekasi (GPAPB)
Maraji’/Catetan Kaki:
· Buku Televisi Manfaat & Mudarat, Penulis: Syaikh Dr. Awadl Manshur, Penerbit: Fikahati Aneska, Jakarta, Cetakan 2, Agustus 1996.
· Buku Adakah SANDIWARA (SINETRON, FILM, DLL) Islami…?, Penulis: Syaikh DR. Bakar bin ‘Abdillah Abu Zaid, Penerbit: Pustaka Ulil Albab, Bogor, Cetakan 1, November 2005.
· Buku Terdakwa Utama Menggugat Televisi, Penulis: Syaikh Wahid Abdus Salam Bali, Pernerbit: Darul Haq, Jakarta, Cetakan 1, September 2002.
· Buku Anak Muda Nyalakan Semangatmu!, Penulis: Samudera, Sukoharjo-Jawa Tengah, Cetakan 1, Februari 2007.
silahkan disebarkan risalah berharga ini, semoga menjadi ladang amal!!!
SEJARAH NATAL
oleh. Irene Handono
Kata Natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingatri hari kelahiran Isa Al Masih- yang mereka sebut Tuhan Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325-354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus Menurut Bibel
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1,10,11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:
”Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galelilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud- supaya didaftarkan bersama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lapin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka dirumah penginapan.
Didaerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjanga kawanan ternak mereka pada waktu malam.”
Jadi, menuru Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu yang sedang melaksanakan sensus penduduk (7M=579 Romawi). Yusuf, tunangan Maryam ibu Yesus berasaldari Betlehem, maka mereka bertiga ke sana, dan lahirlah Yesus di Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampan dan membaringkannya dalam palungan (tempat makan sapi, domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
Menurut Matius 2:1, 10, 11
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masukalah mereka kedalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintah tahun 37 SM- 4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengn bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al-Quran telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa alaihssalam).
”Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: ”Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah. ”Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”
(Surat Maryam\19: 23-25)
Jadi menurut Al Quran Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible – seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23): Yesus lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan Agustus-September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity – seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
”Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Betlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 300 Masehi”
Pada Tahun Berapa Yesus Lahir?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun 1, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (telah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus jadi antara tahun 27 Sebelum Maseh-14 Sesudah Masehi. Sedangkan Matius: 2:1 (Juga telah dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi-4 Sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah Masehi. Antara lain di kutip dari buku tulisan Rev. Dr. Charles Francis Petter, MA. . B.D., S.T.M. yang berjudul, The Lost Years of Jesus Revealed hal 119 sebagai berikut:
Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diakui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus harus digeser kebelakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun kebelakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya, dan kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanan juga harus dibangkitkan kembali.
Jadi sampai hari ini pun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan.
Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember
Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katolik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pangannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun=matahari: day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katolik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/ penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan=Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan, Pertama, hari minggu (Sunday=hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Kontantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katolik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama panganisme politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Demikian kepercayaan panganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember.
Mari kita telususri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan panganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud).
H.W. Amstrong dalam bukunya The Plain Truth About Christmas, Worlwide Chrch of God, California USA, 1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya: “Dia membangkang atau Murtad antara lain dengan keberaniaannya mengawinkan ibu kandungnya sendiri bernama “Semiramis”.
Namun usia Namrud tidak sepannjang ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati, Semiramis menyebarkan ajaran: bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mati.
Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal usul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai “anak suci dari surga”.
Putaran jaman menyatakan bahwa penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesiah palsu”, berupa dewa “Ba-al” anak dewa matahari dengan objek penyembahan ‘Ibu dan Anak (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di mesir berupa “Isis dan Osiris”, di Asia bernama “Cybele dan Deoius”. Di Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Bahkan di Yunani, “Kwan Im” di Cina, Jepang dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa “Madonna” dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa):
1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga dinyatakan dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekalugus penganut kepercayaan ini.
2. Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa pendududk asli tanah Kana’an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
5. Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Issis, Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia) dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter, Minersa, Easter.
Jadi konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember disalib/dibunuh kemudian dibangkitan, sudah ada sejak zaman purba.
Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karana merekalah telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah KEBOHONGAN yang sengaja dibuatnya. Kata Paulus kepada Jemaat Roma:
Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai seorang berdosa?
(Roma 3:7)
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
(Matius 24:4-5).
Pandangan Bibel Tentang Upacara Natal.
Untuk mengetahui pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi oleh tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
”Beginilah firman Tuhan: ”Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang diseganii bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukanlah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang”.
Demikianlah pandangan Bibel tentang upacara Natal yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaaan bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan Yeremia 10:5
”Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat.”
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal
1. Catolic Encyclopedia, ediai 1911 tentang Christmas:
” Natal bukanlah upacara gereja yang pertama… melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari., kemudian dijadikan kelahiran Yesus.
Dalam buku yang sama, tentang ” Natal Day” dinyatakan sebagai berikut:
”Di dalam kitab suci tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau penyelenggaraan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:
”Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakan dan Bibel juga tidak pernah menyelenggarakannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944 menyatakan:
”Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran tersebut…….”.
(Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus)….. Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M. Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari ”Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.” (irene/berbagai sumber)
diambil dari situs http://antipemurtadan.wordpress.com
Silahkan disebarkan risalah ini, Semoga dapat bermanfaat bagi Umat Islam...!!!
Kata Natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingatri hari kelahiran Isa Al Masih- yang mereka sebut Tuhan Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325-354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus Menurut Bibel
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1,10,11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:
”Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galelilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud- supaya didaftarkan bersama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lapin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka dirumah penginapan.
Didaerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjanga kawanan ternak mereka pada waktu malam.”
Jadi, menuru Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu yang sedang melaksanakan sensus penduduk (7M=579 Romawi). Yusuf, tunangan Maryam ibu Yesus berasaldari Betlehem, maka mereka bertiga ke sana, dan lahirlah Yesus di Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampan dan membaringkannya dalam palungan (tempat makan sapi, domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
Menurut Matius 2:1, 10, 11
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masukalah mereka kedalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintah tahun 37 SM- 4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengn bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al-Quran telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa alaihssalam).
”Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: ”Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah. ”Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”
(Surat Maryam\19: 23-25)
Jadi menurut Al Quran Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible – seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23): Yesus lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan Agustus-September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity – seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
”Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Betlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 300 Masehi”
Pada Tahun Berapa Yesus Lahir?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun 1, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (telah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus jadi antara tahun 27 Sebelum Maseh-14 Sesudah Masehi. Sedangkan Matius: 2:1 (Juga telah dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi-4 Sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah Masehi. Antara lain di kutip dari buku tulisan Rev. Dr. Charles Francis Petter, MA. . B.D., S.T.M. yang berjudul, The Lost Years of Jesus Revealed hal 119 sebagai berikut:
Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diakui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus harus digeser kebelakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun kebelakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya, dan kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanan juga harus dibangkitkan kembali.
Jadi sampai hari ini pun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan.
Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember
Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katolik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pangannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun=matahari: day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katolik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/ penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan=Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan, Pertama, hari minggu (Sunday=hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Kontantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katolik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama panganisme politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Demikian kepercayaan panganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember.
Mari kita telususri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan panganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud).
H.W. Amstrong dalam bukunya The Plain Truth About Christmas, Worlwide Chrch of God, California USA, 1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya: “Dia membangkang atau Murtad antara lain dengan keberaniaannya mengawinkan ibu kandungnya sendiri bernama “Semiramis”.
Namun usia Namrud tidak sepannjang ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati, Semiramis menyebarkan ajaran: bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mati.
Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal usul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai “anak suci dari surga”.
Putaran jaman menyatakan bahwa penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesiah palsu”, berupa dewa “Ba-al” anak dewa matahari dengan objek penyembahan ‘Ibu dan Anak (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di mesir berupa “Isis dan Osiris”, di Asia bernama “Cybele dan Deoius”. Di Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Bahkan di Yunani, “Kwan Im” di Cina, Jepang dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa “Madonna” dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa):
1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga dinyatakan dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekalugus penganut kepercayaan ini.
2. Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa pendududk asli tanah Kana’an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
5. Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Issis, Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia) dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter, Minersa, Easter.
Jadi konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember disalib/dibunuh kemudian dibangkitan, sudah ada sejak zaman purba.
Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karana merekalah telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah KEBOHONGAN yang sengaja dibuatnya. Kata Paulus kepada Jemaat Roma:
Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai seorang berdosa?
(Roma 3:7)
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
(Matius 24:4-5).
Pandangan Bibel Tentang Upacara Natal.
Untuk mengetahui pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi oleh tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
”Beginilah firman Tuhan: ”Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang diseganii bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukanlah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang”.
Demikianlah pandangan Bibel tentang upacara Natal yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaaan bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan Yeremia 10:5
”Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat.”
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal
1. Catolic Encyclopedia, ediai 1911 tentang Christmas:
” Natal bukanlah upacara gereja yang pertama… melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari., kemudian dijadikan kelahiran Yesus.
Dalam buku yang sama, tentang ” Natal Day” dinyatakan sebagai berikut:
”Di dalam kitab suci tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau penyelenggaraan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:
”Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakan dan Bibel juga tidak pernah menyelenggarakannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944 menyatakan:
”Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran tersebut…….”.
(Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus)….. Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M. Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari ”Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.” (irene/berbagai sumber)
diambil dari situs http://antipemurtadan.wordpress.com
Silahkan disebarkan risalah ini, Semoga dapat bermanfaat bagi Umat Islam...!!!
Langganan:
Postingan (Atom)